Jakarta, albrita.com – Investor asing tercatat membukukan net buy saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dari segi volume saham pada akhir sesi I perdagangan Senin, 15 September 2025. Data yang dikutip dari Bursa Efek Indonesia melalui unggahan Stockbit Sekuritas menunjukkan adanya minat kuat investor asing terhadap saham CDIA pada perdagangan hari ini.
Pada sesi I, investor asing membeli bersih sebanyak 43.249.200 saham CDIA. Angka ini menempatkan saham tersebut di posisi kelima terbesar dalam daftar net buy saham asing, setelah saham BRMS, BUMI, BUKA, dan ENRG. Aktivitas ini menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap prospek perusahaan dan potensi kenaikan harga saham di masa mendatang.
Seiring dengan meningkatnya minat beli asing, harga saham CDIA mengalami lonjakan signifikan. Pada akhir sesi I perdagangan, saham CDIA naik 9,03 persen menjadi Rp 1.510 per saham. Volume perdagangan saham ini mencapai 194,59 juta saham dengan frekuensi transaksi sebanyak 37.415 kali, dan nilai transaksi mencapai Rp 289,55 miliar. Lonjakan ini menunjukkan likuiditas tinggi sekaligus antusiasme pelaku pasar terhadap saham CDIA.
Saham CDIA merupakan emiten yang dikendalikan oleh Prajogo Pangestu, salah satu konglomerat terkemuka di Indonesia. Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang saham per 31 Agustus 2025, pengendali saham CDIA tetap dipegang oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dengan porsi 60 persen.
Investor asing juga terlihat aktif dalam kepemilikan saham CDIA. Phoenix Power BV tercatat masih menggenggam 30 persen saham perusahaan. Sementara itu, masyarakat non warkat lokal memiliki sekitar 9,973 persen saham. Hal ini menjadikan kepemilikan individu minoritas relatif kecil dibandingkan dengan kepemilikan institusi.
Jika dirinci lebih dalam, jumlah pemegang saham perorangan atau ritel Indonesia tercatat sebanyak 261.865 pihak, namun porsi kepemilikan mereka hanya sekitar 3,56 persen dari total saham. Sebagian besar saham CDIA dikendalikan oleh entitas besar, baik domestik maupun asing.
Di sisi lain, perseroan terbatas nasional memegang porsi terbesar mencapai 64,98 persen dari total saham CDIA, mencakup 226 entitas, termasuk TPIA sebagai pengendali utama. Selain itu, terdapat 23 badan usaha asing yang memiliki saham CDIA dengan porsi total 31,44 persen, termasuk Phoenix Power BV. Kehadiran investor asing ini turut menstabilkan harga saham dan memberikan likuiditas tambahan di pasar modal.
Lonjakan saham CDIA hari ini sejalan dengan tren positif minat investor terhadap saham perusahaan yang memiliki fundamental kuat dan pengelolaan yang jelas. Aktivitas beli bersih asing menunjukkan kepercayaan pasar terhadap kinerja dan potensi pertumbuhan perusahaan.
Selain itu, kenaikan harga saham ini dapat memberikan sinyal positif bagi pelaku pasar ritel di Indonesia. Meskipun porsi kepemilikan ritel relatif kecil, lonjakan harga dan likuiditas tinggi memberikan kesempatan bagi investor individu untuk memantau pergerakan saham dan memanfaatkan momentum di pasar modal.
Dengan struktur kepemilikan yang seimbang antara pengendali domestik dan investor asing, CDIA memiliki fleksibilitas untuk mengembangkan bisnisnya lebih jauh. Aktivitas transaksi hari ini menegaskan bahwa saham CDIA menjadi salah satu saham yang layak diperhatikan dalam portofolio investor, khususnya menjelang periode kuartal terakhir 2025 yang biasanya diwarnai aksi korporasi dan pergerakan pasar yang lebih dinamis.
Investor dan analis pasar kini mencermati langkah-langkah CDIA berikutnya, termasuk strategi ekspansi, kinerja keuangan, dan potensi dividen, yang bisa memengaruhi harga saham dalam jangka menengah hingga panjang. Aktivitas beli bersih asing menjadi indikator bahwa CDIA berada dalam sorotan positif pasar, sehingga pergerakan saham ini kemungkinan akan tetap menarik di beberapa hari perdagangan berikutnya.
Dengan semua data tersebut, jelas bahwa saham CDIA kini menjadi sorotan investor, baik domestik maupun asing, dan mencerminkan tren positif bagi perusahaan. Pergerakan harga saham yang signifikan juga menjadi sinyal bahwa CDIA mampu mempertahankan daya tariknya di pasar modal, khususnya bagi investor yang mencari saham dengan likuiditas tinggi dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan. (MDA*)