Padang Panjang, albrita.com–Sejak Senin 1 September di Kota Padang Panjang ada Gerakan Pangan Murah (GPM) di halaman kantor Dinas Pangan dan Pertanian setempat, sayangnya harga cabai keriting dijual Rp82.000/Kg, tidak jauh beda dengan harga di pasar.
Fluktuasi harga cabai, terutama cabai merah keriting memang sulit dikendalikan.
Ini terjadi karena panen raya di sentra-sentra pertanian cabai sudah usai.
Penyebab lain banyak petani gagal panen akibat musim panas beberapa bulan lalu, karena itu harga cabai masih relatif mahal.
Gerakan pasar murah ini kolaborasi pemerintah kota Padang Panjang melalui Dinas Pangan dan Pertanian bersama Bank Indonesia (BI).
Di sini tersedia berbagai kebutuhan pokok di bawah harga pasar.
Antara lain cabai merah Rp82.000/kg, bawang merah Rp37.000/kg, buncis Rp20.000/kg, sawi pakcoy Rp5.000/bungkus, bawang daun Rp12.000/kg, timun Rp10.000/bungkus, tomat Rp10.000/bungkus, wortel Rp20.000/bungkus, gula pasir Rp17.500/kg, minyak goreng Rp15.700/liter, beras premium 10 kg Rp165.000, beras premium 5 kg Rp82.500, dan beras SPHP Rp62.500/5 kg.
Walikota Hendri Arnis ketika meninjau GPM berharap dapat menekan gejolak harga sekaligus meringankan beban masyarakat.
“GPM ini kita harapkan mampu membantu warga memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga lebih terjangkau. Semoga kegiatan seperti ini bisa rutin digelar,” kata Hendri.
Menurutnya stabilitas harga pangan faktor penting dalam menjaga ketahanan ekonomi keluarga. Pemko terus mendorong langkah konkret bersama berbagai pihak untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan.
Sementara itu Kadis Pangan dan Pertanian, Ade Nafrita Anas mengatakan GPM tidak hanya menyediakan beras, minyak goreng, gula, cabai, dan sayuran, tetapi juga telur ayam dengan harga terjangkau.
GPM merupakan bagian dari strategi menjaga inflasi daerah. BI bersama pemerintah daerah berupaya menjaga daya beli masyarakat. Kegiatan ini juga sebagai edukasi agar warga lebih bijak dalam berbelanja dan mengelola kebutuhan rumah tangga. (syam)