Sungai Penuh, albrita.com—Bentuknya sepele dan tidak pernah dibahas atas keluhan yang dialami pedagang sayur, ikan, buah, ayam di pasar Kota Sungai Penuh, Jambi.
“Setiap petugas datang minta Rp2.000,- kadang tiap hari sampai 5 kali minta uang dengan orang berbeda. Tidak diberi marah-marah. Sayur belum laku sudah ditagih, sewa balai, uang keamanan lah, uang kebersihan lah tambah lagi sewa payung. Mana lagi dibawa pulang,” keluh seorang pedagang sayur, Rabu (17/9/2025).
Setiap hari pedagang harus mengeluarkan uang Rp20.000,- Mulai dari sewa balai Rp2.000,- uang keamanan Rp2.000,-, uang kebersihan Rp2.000,- uang payung Rp5.000,- dan uang ‘siluman’ sebanyak Rp9.000,.
Keluhan yang dirasakan pedagang sudah berlangsung bertahun-tahun, tidak ada yang berani bersuara. Jika berani protes alamat tidak bisa berjualan lagi. Mereka yang protes akan ditandai dan tidak diberi tempat jualan.
“Belum tentu jualan habis, terkadang tidak ada yang beli. Kalau pun ada laku tidak seberapa, tidak cukup menutupi pengeluaran tiap hari Rp20.000,-. Apalagi hujan, sudah lah becek, mana ada orang belanja kalau kondisi seperti ini,” kata pedagang lain.
Seorang warga, Bambang ditemui di pasar Sungai Penuh mengatakan, apa yang dirasakan oleh pedagang adalah riil, namun tidak pernah mereka protes apalagi pedagangnya kebanyakan ibu-ibu.
“Kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan lagi. Pihak terkait harus ambil sikap. Menata kembali petugas yang resmi yang memungut uang ke pedagang. Mereka harus dilengkapi identitas resmi,” katanya. (Sir)