Pati, albrita.com –Semangat bertani ramah lingkungan terus digelorakan Komunitas Penggiat Pertanian Organik berbasis Biosaka.
Dengan mengenakan seragam bertuliskan SAKA (Selamatkan Alam Kembali ke Alam), komunitas ini menggelar panen semangka dan cabai rawit di Desa Slungkep, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Minggu (22/9/2025).
Komunitas tersebut juga tergabung dalam jaringan 3GO. Pengurus 3GO nasional, Ferieny, menyebutkan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan dukungan nyata kepada petani binaan, salah satunya Suharno.
“Kami ingin melihat langsung hasil pertanian organik serta memberi semangat kepada para petani yang konsisten menjaga alam,” ujarnya.
Suharno, petani yang menjadi teladan dalam penerapan pertanian organik, menanam semangka di lahan seluas 3.000 meter persegi.
Ia mengurangi penggunaan pupuk kimia secara drastis. “Saya hanya pakai pukim 2 kilogram saja, 1 kilogram saat vegetatif dan 1 kilogram saat generatif,” ungkapnya.
Selebihnya, Suharno mengandalkan bahan-bahan alami. Ia rutin memberikan pupuk organik cair (POC) dari rendaman rumput dua kali seminggu dengan cara dikocor, serta menambahkan Biosaka 15 ml per tangki dua kali seminggu.
Untuk menjaga kesehatan tanaman, ia juga menyemprotkan POC urine Nlevel1 seminggu sekali dengan dosis satu liter per tangki. Sementara parfum urine digunakan sebagai pengendalian alami terhadap hama.
Hasil panen Suharno diapresiasi langsung oleh komunitas. Mereka membeli semangka dengan harga Rp6.000 per kilogram dan cabai rawit Rp15.000 per kilogram.
Cabai rawit milik Suharno bahkan sudah berusia satu tahun, namun tetap produktif hingga kini.
Panen ini menjadi bukti bahwa pola tanam organik berbasis Biosaka mampu menghasilkan panen berkualitas, lebih hemat biaya, dan ramah lingkungan.
Komunitas berharap semakin banyak petani yang mengikuti jejak serupa demi pertanian yang berkelanjutan. (al)