Hong Kong, albrita.com – Aktivitas masyarakat di sejumlah kota di Hong Kong terpaksa berkurang drastis pada Selasa (23/9) seiring datangnya ancaman Topan Super Ragasa. Pemerintah setempat mengambil langkah cepat dengan menutup sementara sekolah serta membatalkan sejumlah penerbangan demi menjaga keselamatan warga.
Menurut laporan AP News, Observatorium Hong Kong mencatat kecepatan angin maksimum di pusat badai mencapai 220 kilometer per jam atau sekitar 137 mil per jam. Angin kencang tersebut menjadikan Ragasa sebagai salah satu topan paling kuat yang pernah melanda kawasan Asia tahun ini.
Berdasarkan proyeksi jalur badai, Topan Ragasa bergerak ke arah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 22 kilometer per jam. Pusat badai diperkirakan melintasi bagian utara Laut China Selatan sebelum mendekati pantai provinsi Guangdong, yang dikenal sebagai pusat perekonomian utama di wilayah selatan Tiongkok.
Pusat Meteorologi Nasional China memperingatkan bahwa Ragasa kemungkinan besar akan mendarat di garis pantai antara kota Zhuhai dan Zhanjiang pada Rabu (24/9), antara siang hingga malam hari. Warga di kawasan pesisir Guangdong diimbau meningkatkan kewaspadaan, sementara otoritas terus menyiapkan langkah evakuasi darurat dan penanganan pasca-bencana.
Maskapai penerbangan di Hong Kong dan Guangdong mulai melakukan pembatalan serta penjadwalan ulang sejumlah rute internasional maupun domestik. Penumpang diimbau memantau informasi terbaru agar tidak terjebak di bandara. Sementara itu, layanan feri juga ditangguhkan untuk mengurangi risiko kecelakaan di laut.
Di beberapa wilayah pesisir, aktivitas perdagangan menurun tajam. Pedagang memilih menutup toko lebih awal, sedangkan nelayan ramai-ramai menarik kapal ke pelabuhan untuk berlindung dari hempasan gelombang tinggi. Situasi ini menimbulkan suasana lengang yang jarang terjadi di kota pelabuhan yang biasanya sibuk.
Selain itu, sekolah-sekolah di Hong Kong dan sebagian Guangdong sudah diliburkan. Pemerintah daerah menekankan bahwa langkah ini penting untuk mencegah risiko keselamatan anak-anak, sekaligus memberikan kesempatan bagi keluarga untuk melakukan persiapan menghadapi badai besar.
Otoritas cuaca menambahkan, potensi bahaya tidak hanya datang dari angin kencang, tetapi juga curah hujan ekstrem yang berpotensi memicu banjir bandang serta tanah longsor di daerah berbukit. Dengan kondisi ini, masyarakat diimbau tidak hanya berhati-hati terhadap terjangan angin, tetapi juga dampak lanjutan yang mungkin terjadi setelah topan mendarat. (MDA*)