Jakarta, albrita.com — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyinggung kondisi profesi wartawan saat memberikan sambutan pada Musyawarah Nasional (Munas) ke-VI Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jakarta, Senin (29/9/2025). Dalam kesempatan itu, Prabowo menyatakan bahwa gaji wartawan umumnya masih relatif kecil, berbeda dengan pemilik media yang memperoleh keuntungan besar.
“Duit Negara dicolong. Gaji wartawan itu kecil, kecuali pemilik media,” ujar Prabowo di hadapan peserta Munas yang disambut tawa sekaligus tepuk tangan. Pernyataan ini menyoroti kenyataan bahwa pekerja media di lapangan sering menghadapi tantangan besar, namun belum sepenuhnya diimbangi dengan kesejahteraan yang layak.
Prabowo menambahkan, pemerintah menyadari pentingnya peran jurnalis sebagai pilar demokrasi. Wartawan tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga berfungsi sebagai pengawas jalannya pemerintahan, menyuarakan kepentingan rakyat, serta menjaga kualitas demokrasi di Indonesia.
Ia juga menekankan bahwa kesejahteraan wartawan perlu menjadi perhatian bersama, baik dari pemerintah maupun perusahaan media. “Kita harus menghargai kerja keras wartawan. Mereka adalah ujung tombak dalam menjaga keterbukaan informasi publik,” imbuhnya.
Pernyataan Presiden tersebut mendapat beragam tanggapan dari peserta Munas. Sebagian menilai komentar itu sebagai bentuk kejujuran yang jarang disampaikan pejabat publik, sementara yang lain menganggapnya sebagai pengingat agar profesi jurnalis memperoleh perhatian lebih serius dalam aspek kesejahteraan.
Momen ini menjadi catatan penting, bahwa di tengah derasnya arus informasi digital, keberadaan wartawan profesional tetap tak tergantikan. Namun, penghargaan atas kerja keras mereka tidak boleh berhenti pada ucapan, melainkan juga diwujudkan dalam peningkatan kesejahteraan. (al)