Jakarta, albrita.com – PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menunda rencana melantai di bursa saham melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO). Keputusan ini diambil karena perusahaan tengah mematangkan kerja sama investasi dengan Danantara.
Direktur Utama Inalum, Melati Sarnita, mengatakan diskusi dengan Danantara masih berjalan sehingga IPO untuk sementara dikeluarkan dari target perusahaan. “Saat ini kami masih memarkir rencana IPO, karena fokus pada pembahasan struktur investasi dengan Danantara,” ujarnya dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Senin (29/9).
Rencana IPO Inalum sejatinya sudah muncul sejak 2021. Saat itu, mantan Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan perusahaan bisa melantai di bursa pada akhir 2022. Namun, hingga kini realisasi masih tertunda.
Menurut Melati, Danantara diproyeksikan akan mendanai sejumlah proyek strategis, termasuk ekspansi hilirisasi bauksit. Nilai investasi yang dibutuhkan mencapai US$4,4 miliar atau sekitar Rp71,8 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan dan pengembangan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.
Proyek SGAR ditargetkan menambah kapasitas produksi alumina dan aluminium Inalum dalam lima tahun mendatang. Melati menyebut rencana ini juga selaras dengan prioritas Presiden Prabowo Subianto dalam pengembangan industri hilir mineral.
Selain itu, Danantara dikabarkan akan masuk ke beberapa proyek strategis lainnya di bawah holding tambang MIND ID, dengan Inalum menjadi salah satu penerima manfaat utama.
Dengan kondisi tersebut, manajemen Inalum memilih menunda IPO dan memprioritaskan stabilitas pendanaan proyek. “IPO akan kembali dibicarakan setelah struktur kerja sama dengan Danantara benar-benar matang,” tegas Melati. (YS*)