Jakarta, albrita.com – Rupiah diperkirakan menguat menjelang penutupan (shutdown) pemerintah federal Amerika Serikat (AS) yang akan terjadi tengah malam ini, kecuali Kongres AS menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) anggaran federal.
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp16.620-Rp16.670 per dolar AS. Penguatan dipicu tren pelemahan indeks dolar akibat ketidakpastian penutupan pemerintah AS.
Senat AS pada Selasa malam gagal meloloskan RUU belanja jangka pendek, sehingga penutupan pemerintah pertama dalam hampir tujuh tahun ini kemungkinan terjadi. Sengketa antara Partai Demokrat dan Republik terutama terkait tunjangan kesehatan menjadi pemicu kebuntuan.
Presiden AS sebelumnya mengancam akan memberhentikan pegawai federal jika penutupan terjadi, sementara Partai Republik berupaya mempertahankan tingkat pendanaan saat ini untuk memberi waktu negosiasi.
Rully menjelaskan, penutupan pemerintah akan menunda publikasi data tenaga kerja AS sehingga menimbulkan ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed. Dalam jangka menengah, hal ini bisa menekan indeks dolar dan membuka ruang penguatan rupiah.
Sentimen lain berasal dari data domestik Indonesia. Inflasi September diperkirakan terkendali di 0,14 persen, sementara neraca perdagangan masih diproyeksikan surplus.
Pada pembukaan perdagangan Rabu di Jakarta, rupiah melemah 9 poin atau 0,05 persen menjadi Rp16.674 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.665 per dolar AS. (YS*)