Sidoarjo, albrita.com – Tim SAR gabungan terus berupaya mengevakuasi korban yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Hingga Rabu (1/10), petugas mendeteksi ada 15 titik keberadaan korban.
Kasubdit RPDO Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer, menjelaskan bahwa dari jumlah tersebut, delapan korban sudah berstatus hitam atau dipastikan tidak ada tanda kehidupan. Sementara tujuh lainnya masih berstatus merah, yang artinya masih bisa berkomunikasi dengan tim penyelamat.
“Dari 15 titik yang sudah teridentifikasi, delapan berstatus hitam dan tujuh masih berstatus merah,” kata Emi di posko asrama putri Ponpes Al-Khoziny.
Untuk korban yang masih selamat, tim penyelamat hanya bisa memberikan makanan dan minuman melalui celah kecil di antara reruntuhan bangunan. Hal ini dilakukan agar kondisi mereka tetap bertahan hingga proses evakuasi selesai.
Sementara itu, korban yang sudah tidak bernyawa hingga kini belum bisa dievakuasi. Tubuh mereka masih terhimpit kolom besar di lantai dasar bangunan yang roboh.
“Korban yang berstatus hitam belum bisa kami pindahkan karena tubuh mereka terimpit di kolom. Untuk mengangkatnya, kami harus menahan beban bangunan setara empat lantai. Oleh karena itu, evakuasi korban meninggal akan dilakukan setelah proses penyelamatan korban selamat tuntas,” jelas Emi.
Tim SAR juga menekankan pentingnya memanfaatkan golden time, yakni 72 jam setelah kejadian, untuk menyelamatkan korban yang masih hidup. Selama periode ini, setiap upaya difokuskan pada korban yang masih memiliki peluang bertahan.
Hingga kini, proses evakuasi masih berlangsung dengan penuh kehati-hatian. Petugas SAR gabungan bekerja siang dan malam demi menyelamatkan para korban yang terjebak di balik reruntuhan bangunan mushalla dan asrama ponpes tersebut. (MDA*)