Lubuk Basung, albrita.com–Pasca dugaan keracunan setelah meyantap makanan bergizi gratis, Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat menghentikan operasional Sarana Penyedia Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Peduli Karakter Anak ( YPKA) ini ternyata belum layak beroperasi.
Masih ada persyaratan yang belum lengkap. Salah satunya Sertifikasi Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS).
Padahal SLHS merupakan bukti pemenuhan standar mutu serta persyaratan keamanan pangan olahan maupun siap saji yang dikeluarkan Kemenkes.
Dilansir rakyatsumbar. id terkait hal tersebut, Bupati Agam Benni Warlis mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara SPPG Yayasan Peduli Karakter Anak ( YPKA) atau dapur MBG di Nagari Kampuang Tangah, setelah temuan kasus dugaan keracunan yang menimpa puluhan siswa PAUD / TK dan SD di Lubuk Basung.
Keputusan ini diambil untuk menjaga keselamatan masyarakat sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
“Karena SLHS belum ada, sementara operasional dapur MBG ini kita hentikan. setelah SLHS ada, baru kita lanjutkan,” kata Bupati Benni di Lubuk Basung, Rabu (1/10) malam.
Menurut bupati, pemerintah Kabupaten Agam saat ini sedang melakukan pelacakan terhadap sumber masalah.
“Sembari kita mentracking persoalan, mudah-mudahan kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” katanya.
Korban keracunan MBG di Agam ini masih menjalani perawatan di RSUD Lubuk Basung, RSIA Rizki Bunda , Puskesmas Manggopoh, Puskesmas Lubuk Basung dan Pustu Ujung Padang Nagari Kampuang Tangah.
Total berjumlah 86 orang yang terdiri dari 6 orang guru, 57 siswa, 2 orang wali murid dan 21 orang lagi dalam proses verifikasi data.
Pemerintah Kabupaten Agam telah menetapkan Kejadian Luar Biasa ( KLB) atas kasus ini.
Pemerintah Kabupaten Agam bersama instansi terkait terus memantau perkembangan kasus tersebut.
(*/syam)