Bandung Barat, albrita.com – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan bahwa meninggalnya siswi SMKN 1 Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, tidak ada kaitannya dengan program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
“Itu sudah dijelaskan bahwa kasus ini tidak ada hubungannya dengan MBG,” kata Dadan usai konferensi pers terkait penanggulangan kejadian luar biasa program MBG di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Kamis (2/10).
Terkait kemungkinan investigasi lebih lanjut, Dadan menyampaikan bahwa orang tua siswi tersebut menolak untuk melakukan autopsi.
“Kemarin sebenarnya kami bertanya, tapi orang tuanya tidak mengizinkan autopsi. Jadi kami serahkan sepenuhnya ke pemerintah setempat untuk penanganan,” ujarnya.
Siswi bernama Bunga Rahmawati (18) meninggal dunia pada Selasa (30/9). Bunga merupakan salah satu penerima paket MBG pada Rabu (24/9). Kepala Puskesmas Cihampelas, Edah Jubaidah, menuturkan bahwa Bunga tidak menunjukkan gejala keracunan pada hari itu dan masih bersekolah hingga Senin (29/9).
“MBG Rabu (24/9) berisi telur rebus, lotek, kentang, dan pisang. Anak tersebut tidak mengeluh apa pun,” ujar Edah, Rabu (1/10).
Enam hari kemudian, Bunga mengalami mual hingga akhirnya dibawa ke bidan terdekat. Namun sebelum mendapat perawatan lanjutan di RSUD Cililin, Bunga meninggal dunia.
Edah menambahkan bahwa Bunga memiliki riwayat penyakit paru sejak kecil. “Saya tidak bisa memastikan ini akibat keracunan atau bukan, karena sudah beberapa hari setelah makan MBG, dan korban juga memiliki riwayat penyakit paru,” jelasnya.
Dadan menekankan, penanganan kasus ini sepenuhnya diserahkan kepada otoritas setempat. “Kami menghormati keputusan keluarga, sehingga penyelidikan lebih lanjut diserahkan kepada pemerintah daerah yang berwenang,” pungkasnya. (YS*)