Bali, albrita.com – Masyarakat diimbau tetap memilah sampah berbasis sumber meski PSEL atau PLTSa akan dibangun di Bali. Sampah yang diolah di PSEL hanya jenis anorganik.
Kepala Dinas KLH Bali, I Made Rentin, mengatakan sekitar 65 persen sampah organik tidak dianjurkan ke PSEL karena kurang efektif menghasilkan listrik. PSEL rencananya dibangun di tanah milik Pelindo, Denpasar, dan sedang menunggu keputusan presiden serta sosialisasi publik.
Wali Kota Denpasar menyoroti kebutuhan PSEL 1-2 ribu ton sampah per hari, sementara produksi kota hanya sekitar seribu ton. Pemkot berencana membangun TPS3R dan Teba Modern agar pengolahan sampah bisa dilakukan di hulu.
Made Rentin optimistis PSEL bisa dijalankan karena suplai sampah berasal dari Denpasar, Badung, dan TPA Suwung yang akan ditutup. TPS3R dan TPST diarahkan untuk memilah sampah berbasis sumber, meski saat ini jumlahnya minim dan belum optimal.
Ia menambahkan, keberadaan fasilitas ini diharapkan dapat mengurangi volume sampah di TPA dan meminimalkan dampak lingkungan. Dengan sistem pengelolaan terintegrasi, energi listrik dari sampah bisa menjadi solusi ramah lingkungan dan efisien.
Rentin juga mengajak masyarakat aktif berpartisipasi dalam pemilahan sampah di rumah masing-masing. Kesadaran warga menjadi kunci keberhasilan program PSEL dan pengelolaan sampah secara menyeluruh di Bali. (WF*)