Amerika, albrita.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump pernah mewacanakan pemindahan paksa penduduk Gaza ke wilayah lain. Namun, dalam pernyataannya yang terbaru, Trump menegaskan bahwa tidak ada warga Palestina yang akan meninggalkan Gaza dalam kesepakatan gencatan senjata yang sedang berlangsung.
Trump menjelaskan bahwa kesepakatan gencatan senjata itu sudah memasuki tahap pertama setelah Israel dan Hamas menyetujuinya. “Tidak akan ada seorang pun yang dipaksa pergi,” tegas Trump saat bertemu dengan Presiden Finlandia di Washington, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat (10/10).
Trump menambahkan bahwa pemerintah Amerika Serikat terus memantau situasi di Gaza bersama para mediator internasional. Ia berjanji untuk memastikan seluruh pihak mematuhi perjanjian yang telah disepakati. “Kami akan menjaga agar proses ini berjalan sesuai kesepakatan dan memberikan keamanan bagi semua pihak,” katanya.
Menurut Trump, langkah ini bertujuan menciptakan stabilitas jangka panjang di Timur Tengah. Ia menilai perdamaian hanya bisa tercapai jika semua pihak menghormati hak penduduk Gaza untuk tetap tinggal di tanah mereka.
Di sisi lain, Kepala Negosiator Hamas, Khalil al-Hayya, menyatakan bahwa pihaknya menerima jaminan penghentian perang dari mediator regional dan pemerintah Amerika Serikat. “Kami menerima jaminan yang jelas bahwa perang ini benar-benar berakhir,” ujar Khalil al-Hayya kepada Al Jazeera.
Ia menegaskan bahwa Hamas akan mematuhi kesepakatan gencatan senjata selama Israel menghentikan seluruh operasi militer di Gaza. “Kami ingin rakyat kami hidup tenang, membangun kembali rumah mereka, dan memulihkan kehidupan yang damai,” katanya.
Beberapa sumber diplomatik di kawasan juga mengonfirmasi bahwa para mediator terus mengadakan pertemuan untuk memastikan pelaksanaan kesepakatan berjalan lancar. Mereka menilai komitmen dari kedua pihak membuka peluang bagi proses rekonstruksi dan bantuan kemanusiaan di Gaza. (YS*)