Jakarta, albrita.com – Proyek PLTS menargetkan 80.000 desa dengan kapasitas 1 MW per desa, sehingga total kapasitas mencapai 80-100 GW. Bahlil menegaskan, Presiden meminta pembangunan skala besar ini.
Biaya listrik dari PLTS di Indonesia hampir selesai dihitung, yakni 6-7 sen per KWh, tetapi Bahlil ingin menekan harga lebih rendah.
Di India, pembangunan PLTS 220 MW hanya menghabiskan 3 sen per KWh. Tim yang dikirim Bahlil mengecek cara menerapkan model ini di Indonesia.
Indonesia memiliki potensi energi surya 3.294 GWp, tetapi hingga akhir 2024 baru memanfaatkan 912 MW. Pemerintah ingin memaksimalkan potensi ini melalui PLTS skala desa.
Setiap desa akan mendapat 1-1,5 MW PLTS untuk mempercepat transisi energi nasional. Bahlil menegaskan program ini berlaku di seluruh Indonesia.
Pemerintah melibatkan Koperasi Merah Putih agar desa mudah mengelola dan mengoperasikan PLTS.
Pemerintah meninjau teknologi penyimpanan energi agar listrik PLTS tetap stabil siang dan malam. Fokus pemerintah tidak hanya membangun panel surya, tetapi juga memastikan pasokan listrik andal.
Proyek PLTS mendorong penciptaan lapangan kerja lokal, karena pembangunan dan perawatan panel surya memakai tenaga kerja desa setempat.
Bahlil menekankan proyek ini menjadi strategi nasional untuk mengurangi ketergantungan energi fosil dan mempercepat transisi energi bersih. (YS*)









