Penjaga Warisan Candi Muaro Jambi Berharap P3K

- Jurnalis

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 15:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jambi, albrita.com – Di tengah kabut mendung yang menggantung di langit, suasana di sekitar Candi Muaro Jambi terasa hidup dengan kedatangan wisatawan lokal yang baru saja tiba. Mereka datang dari Kota Sungai Penuh, Jambi, setelah menghadiri wisuda salah seorang keluarga mereka, pada Rabu, (11/12/2024). Meskipun cuaca tidak terlalu bersahabat, rasa penasaran untuk melihat situs bersejarah ini tetap kuat. Tak hanya bersemangat untuk menjelajah, mereka juga menemukan cara yang cukup unik untuk menikmati perjalanan ke candi ini.

Saat mereka tiba, seorang pria bertubuh gemuk berlari menghampiri. “Sini parkir Pak,” serunya sambil menunjuk ke area yang cukup teduh di bawah pohon, di mana sudah ada sekitar lima mobil yang terparkir rapi. Di tempat itu, tak hanya mobil yang terlihat, tetapi juga puluhan sepeda listrik yang terparkir berjejer dan beberapa bentor (becak motor) yang siap mengantar para pengunjung.

“Kalau mau keliling candi, ada bentor dan sepeda listrik,” ujar pria tersebut sambil tersenyum. Seakan memahami kebutuhan wisatawan, ia menawarkan sepeda listrik dan bentor. “Pakai sepeda listrik 50 ribu selama delapan jam, bentor antar jemput 50 ribu,” lanjutnya menawarkan.

Enam orang wisatawan lokal ini tertarik dan menyewa dua sepeda listrik dan dua bentor. “Bayarnya nanti aja pak,” sahutnya. Mereka menyewa dua sepeda listrik dan dua bentor. Baru berjalan 15 meter, Hidayah Ali Putra salah seorang dari mereka turun dari bentor membayar retribusi masuk di pos jaga. “Kami enam orang,” setelah membayar 150 ribu termasuk parkir mobil mereka melaju ke jalan aspal.

Perjalanan menuju area inti Candi Muaro Jambi semakin seru dengan naik bentor, meski cuaca sedikit mendung. Angin sejuk menerpa wajah saat mereka melaju di jalan aspal yang tidak terlalu besar. Bentor yang mereka naiki cukup menarik, meskipun kondisi kursi sudah sedikit lusuh dan robek, tetap membuat perjalanan ini terasa nyaman. Setiap belokan dan jalan kerikil semakin menambah keseruan. Bagi mereka, perjalanan ini bukan hanya untuk menikmati keindahan sejarah, tetapi juga pengalaman yang unik.

“Satu hari berapa dapat penumpang,” tanya Dorlan Tamba Guru SMA Negeri 1 Sungai Penuh  duduk disebelah si abang bentor. “Kadang dapat 4, hari libur bisa lebih,” jawabnya.

Baca Juga :  Gardens by the Bay Hadirkan 6.000 Bunga Khas Swiss

Lebih banyak pada hari libur, ketika pengunjung datang dalam jumlah yang lebih banyak. Meskipun begitu, petugas bentor ini tampak menikmati pekerjaan sehari-harinya, menjaga senyum meski berhadapan dengan kondisi kursi yang sudah tidak lagi datar.

Setelah perjalanan sekitar 15 menit, mereka akhirnya tiba di wilayah inti Candi Muaro Jambi. Jalan tanah yang dilalui semakin sempit, namun pemandangan sepanjang jalan memberi kesan tersendiri. Disekitar pintu masuk banyak warung-warung kecil sepertinya tidak terawat, sehingga mengurangi nilai keindahan, warung ini menyediakan air kemasan, makanan ringan dan mie siap saji.

Candi Muaro Jambi sendiri merupakan salah satu kompleks percandian terbesar di Asia Tenggara, dengan luas sekitar 3.981 hektar, dan memiliki berbagai candi dan bangunan kuno yang tersebar di seluruh kawasan, keindahan dan aura spiritual yang ada di tempat ini sangat memukau.

Candi ini menawarkan lebih dari sekadar keindahan arsitektur, bukan hanya menjadi tempat wisata sejarah, tetapi juga sebuah pengalaman yang bisa menghubungkan pengunjung dengan masa lalu peradaban Melayu dan Sriwijaya. Bagi para wisatawan seperti keluarga yang datang dari Kota Sungai Penuh ini, perjalanan ke Candi Muaro Jambi memberikan kesan tersendiri. Mereka tidak hanya menikmati sejarah, tetapi juga merasakan kedamaian di tengah alam yang asri.

Salah satu orang yang berperan di balik semua itu adalah Nasrullah (38), seorang satpam honorer yang telah bekerja selama 12 tahun.

Di pintu masuk candi, Nasrullah berdiri dengan seragam satpamnya, disebelah kiri ada lambang Dinas Pendidikan Provinsi, orangnya ramah, “Siang, Pak. Sepeda listrik di luar saja, ya,” katanya. Meski tampak sederhana, tugasnya sangat penting memastikan ketertiban, keamanan, dan kenyamanan kawasan candi.

Tak jauh dari tempat Nasrullah bertugas, ada sekelompok ibu-ibu, sekitar 10 orang, duduk sambil beristirahat dan meneguk air minum. Mereka bertugas menjaga kebersihan kawasan. “Silakan masuk, tapi semua makanan dan minuman kemasan tidak boleh dibawa ke dalam. Letakkan saja di tempat penitipan,” katanya.

Tempat penitipan berupa gubuk kecil berukuran 2×3 meter. Di dalamnya, ada satu kursi plastik yang warnanya  pudar dan retak di bagian kaki, ada bangku kayu sederhana yang dipaku seadanya.

Sebagai satpam honorer, Nasrullah memiliki banyak cerita tentang tugasnya menjaga kawasan candi. Salah satu tantangan yang sering ia hadapi adalah pengunjung yang enggan menaati aturan, terutama terkait larangan membawa makanan dan minuman kemasan ke dalam kawasan candi.

Baca Juga :  HBT Padang Panjang Hibahkan Tanah untuk Pemerintah Kota

“Kadang ada yang keukeuh bawa makanan ke dalam. Kalau orangnya ngerti, enak. Tapi kalau ngeyel, itu yang bikin repot,” katanya sambil tersenyum.

Bersama empat rekan sesama satpam, Nasrullah bekerja bergiliran di beberapa pintu masuk. Ia mengungkapkan bahwa selama 12 tahun menjadi tenaga honorer, ia sangat berharap statusnya bisa berubah menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

“Tanggal 13 Desember 2024 ini, saya ikut tes PPPK. Semoga ini jadi kesempatan untuk saya dan teman-teman honorer lainnya,” harapnya.

Selain satpam, ada 80 tenaga kebersihan yang juga bekerja sebagai honorer di kawasan Candi Muaro Jambi. Mereka bertugas menjaga kebersihan area yang luas ini, memastikan sampah tidak berserakan dan pengunjung merasa nyaman selama berada di kawasan candi.

“Kami tenaga satpam dan 80 orang tenaga kebersihan di sini sangat penting. Yang menjaga agar candi tetap bersih, indah, dan aman dari tangan-tangan jahil,” ungkap Nasrullah.

Kawasan inti Candi Muaro Jambi memang menawarkan pemandangan yang asri dan menenangkan. Banyak pohon besar tumbuh di dalamnya, termasuk pohon durian yang menjulang tinggi, memberikan keteduhan di tengah kompleks candi. Semua ini berkat kerja keras para tenaga honorer yang menjaga kawasan ini dari kerusakan.

Meski dengan fasilitas seadanya, dedikasi para tenaga honorer telah menciptakan suasana yang nyaman bagi pengunjung. Keindahan, kebersihan, dan keamanan kawasan candi tidak lepas dari tangan-tangan mereka yang bekerja tanpa pamrih.

Sebagai salah satu situs sejarah terpenting di Indonesia, Candi Muaro Jambi membutuhkan perhatian serius, termasuk untuk kesejahteraan para tenaga honorer yang mengabdikan diri di sana. Harapan Nasrullah dan rekan-rekannya untuk diangkat menjadi PPPK bukan hanya soal peningkatan status, tetapi juga pengakuan atas peran penting mereka dalam menjaga warisan budaya bangsa.

“Semoga pemerintah melihat perjuangan kami. Kami ingin masa depan yang lebih baik, untuk diri kami dan untuk candi ini,” tutup Nasrullah.

Nasrullah dan tenaga honorer lainnya adalah penjaga setia yang memastikan warisan ini tetap lestari untuk generasi mendatang. (Mardizal Sumara)

 

Berita Terkait

Wisata Malam Ragunan Tampilkan Satwa Nokturnal dan Edukasi Seru
Ragunan Buka Program Malam Setiap Minggu Mulai 11 Oktober
Destinasi Wisata Mudah Dijangkau Dekat Exit Tol Jambi
Gardens by the Bay Hadirkan 6.000 Bunga Khas Swiss
Demi Keselamatan, Jalur Wisata Wae Rebo Ditutup Sementara

Berita Terkait

Minggu, 12 Oktober 2025 - 10:01 WIB

Wisata Malam Ragunan Tampilkan Satwa Nokturnal dan Edukasi Seru

Kamis, 9 Oktober 2025 - 21:10 WIB

Ragunan Buka Program Malam Setiap Minggu Mulai 11 Oktober

Senin, 29 September 2025 - 06:10 WIB

Destinasi Wisata Mudah Dijangkau Dekat Exit Tol Jambi

Rabu, 24 September 2025 - 16:10 WIB

Gardens by the Bay Hadirkan 6.000 Bunga Khas Swiss

Kamis, 11 September 2025 - 16:03 WIB

Demi Keselamatan, Jalur Wisata Wae Rebo Ditutup Sementara

Berita Terbaru

Sejumlah pengunjung berwisata saat museum kembali dibuka setelah pencurian perhiasan di Museum Louvre, Paris, Prancis, Rabu (22/10/2025). Foto: Gonzalo Fuentes/Reuters

Internasional

Polisi Prancis Tangkap Dua Pelaku Pencurian di Museum Louvre

Senin, 27 Okt 2025 - 02:10 WIB