Washington. albrita.com – Pemerintahan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump menjatuhkan sanksi terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia pada Rabu (22/10). Washington menilai Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menunjukkan itikad jujur dalam pembicaraan damai soal perang Ukraina.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengumumkan sanksi itu usai Trump membatalkan rencana pertemuannya dengan Putin di Hungaria. Menurut Bessent, Rusia menolak melanjutkan negosiasi damai setelah pertemuan di Alaska pada Agustus lalu.
“Mengingat Putin terus menolak menghentikan perang yang tidak masuk akal ini, kami menjatuhkan sanksi kepada dua perusahaan minyak besar Rusia yang mendanai mesin perang Kremlin,” tegas Bessent dalam pernyataan tertulis yang dikutip dari AFP.
Bessent menegaskan Kementerian Keuangan AS sedang menyiapkan langkah tambahan untuk memperkuat upaya Presiden Trump mengakhiri perang. Ia juga menyebut sanksi kali ini termasuk yang terbesar yang pernah dijatuhkan AS terhadap Rusia.
Dua perusahaan yang menjadi target sanksi adalah Rosneft dan Lukoil. Pemerintah AS menilai kedua perusahaan itu menjadi sumber utama pendanaan militer Rusia. Washington berharap, tekanan ekonomi ini bisa mempercepat berakhirnya perang.
Trump sebelumnya menolak menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia meski menghadapi tekanan dari Kongres. Ia sempat mengklaim Putin sudah berkomitmen menghentikan perang, tetapi kesabarannya habis setelah berbicara langsung dengan Putin melalui telepon pekan lalu.
“Putin tidak datang ke meja perundingan dengan niat baik,” ujar Bessent.
Selain AS, Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi tambahan kepada Rusia pada hari yang sama. Uni Eropa melarang impor gas Rusia hingga 2027, memasukkan kapal tanker Rusia ke daftar hitam, dan melarang diplomat Rusia bepergian ke wilayah Eropa. (MDA*)









