Bandung, albrita.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyimpan APBD dalam bentuk giro untuk menjaga keamanan dan transparansi, meski suku bunganya rendah. Pernyataan ini menanggapi kritik Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menyebut pemda rugi bila menyimpan APBD di giro.
Dedi menegaskan, “Kalau menyimpan di giro dianggap rugi, menyimpan uang di kasur atau lemari besi malah lebih rugi lagi.” Ia menjelaskan beberapa daerah tetap menggunakan “deposito on call” karena bunganya lebih tinggi, tetapi pemerintah daerah tetap bisa mencairkannya kapan saja untuk membiayai proyek pembangunan.
Pemerintah Jawa Barat menempatkan kas daerah di Bank Jabar Banten (BJB) dalam bentuk giro. Dedi membagi pembayaran proyek, misalnya pembangunan jalan senilai Rp1 triliun, menjadi tiga termin agar anggaran terserap tepat dan proyek berjalan sesuai rencana.
Dedi menekankan mekanisme termin membantu mengendalikan pembangunan dan mencegah penyalahgunaan anggaran. “Kalau pemerintah memberikan seluruh uang sekaligus dan proyek belum berjalan, pejabat penyelenggara bisa menghadapi masalah hukum,” jelasnya.
Ia menargetkan saldo kas daerah Jawa Barat turun signifikan hingga akhir 2025 karena percepatan penyerapan anggaran. Dedi berharap saldo akhir tahun bisa di bawah Rp2,5 triliun. Strategi ini tepat karena Kemendagri menilai Jawa Barat memiliki serapan belanja dan pendapatan tertinggi di Indonesia. (YS*)









