Penambang Emas Ilegal Marak di Kaki Gunung Halimun, TNGHS Dorong Satgas Khusus

- Jurnalis

Minggu, 26 Oktober 2025 - 20:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tangkapan layar dari Google Maps yang menunjukkan ratusan tenda biru di kaki Gunung Halimun, Jawa Barat, Minggu (26/10/2025). Foto: Google Maps

Tangkapan layar dari Google Maps yang menunjukkan ratusan tenda biru di kaki Gunung Halimun, Jawa Barat, Minggu (26/10/2025). Foto: Google Maps

Bogor, albrita.com – Para penambang emas ilegal menguasai kaki Gunung Halimun di Kabupaten Bogor dan wilayah Lebak, Banten. Google Maps menunjukkan puluhan tenda biru yang mereka gunakan untuk menambang emas secara ilegal.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah 2 Bogor, Dudi Mulyadi, mengaku TNGHS selalu menurunkan petugas untuk menghentikan aktivitas penambangan ilegal itu. “Petugas kami turun ke lapangan setiap hari, tetapi penambang ilegal selalu kembali setelah operasi selesai,” ujar Dudi, Minggu (26/10).

Baca Juga :  Geger! Polisi Gerebek Pesta Seks Sesama Jenis di Hotel Mewah Surabaya

Dudi menuturkan TNGHS menggelar operasi gabungan pada 2017. Petugas berhasil mengusir para penambang sementara, tetapi mereka kembali setelah aparat meninggalkan lokasi. Saat ini, TNGHS mencatat sekitar 250 tenda di blok Cibuluh yang menjadi basis aktivitas penambangan ilegal sejak 1990. Dudi menambahkan sebagian besar pelaku berasal dari Kabupaten Lebak, Banten.

Untuk menekan PETI, Dudi meminta pemerintah membentuk satgas khusus. Satgas itu harus memotong jalur peredaran sianida dan merkuri, bahan kimia berbahaya yang penambang gunakan untuk memisahkan emas dari bijihnya. “Satgas bisa menahan masuknya bahan kimia berbahaya dan menghentikan peredaran ilegal di sekitar Gunung Halimun Salak,” tegas Dudi.

Baca Juga :  Kebakaran Gudang JNE di Kalideres, Kerugian Capai Rp 50 Juta

TNGHS juga terus mengajak masyarakat menghentikan aktivitas ilegal. Pada April 2025, petugas memasang spanduk larangan menambang di titik-titik strategis yang sering dilalui penambang. Dudi berharap imbauan itu dapat menekan aktivitas ilegal sekaligus melindungi ekosistem Gunung Halimun Salak. (MDA*)

Berita Terkait

Gempa 6,4 Magnitudo Guncang Timor Tengah Utara, BMKG Pastikan Tak Ada Tsunami
Keluarga di Pekanbaru Mengemis Meski Memiliki Rumah, Dinsos Turun Tangan
Hujan Deras di Jakarta: Jalan Ciledug Raya Banjir 50 Cm, Pohon Tumbang Timpa Mobil
Sri Sultan Tegaskan DIY Keraton Terbuka untuk Regenerasi dan Pemimpin Perempuan
Mobil Lexus Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
Guru dan Nakes di Kampung Ururu Mengungsi Demi Hindari TPNPB Aibon Kogoya
Siswa SMP Kulon Progo Terjerat Judi Online dan Pinjaman Online
Jalan Inspeksi Kali Duri di Penjaringan Viral karena Lajur Beda Tinggi

Berita Terkait

Senin, 27 Oktober 2025 - 01:10 WIB

Gempa 6,4 Magnitudo Guncang Timor Tengah Utara, BMKG Pastikan Tak Ada Tsunami

Minggu, 26 Oktober 2025 - 23:33 WIB

Keluarga di Pekanbaru Mengemis Meski Memiliki Rumah, Dinsos Turun Tangan

Minggu, 26 Oktober 2025 - 21:33 WIB

Hujan Deras di Jakarta: Jalan Ciledug Raya Banjir 50 Cm, Pohon Tumbang Timpa Mobil

Minggu, 26 Oktober 2025 - 20:33 WIB

Penambang Emas Ilegal Marak di Kaki Gunung Halimun, TNGHS Dorong Satgas Khusus

Minggu, 26 Oktober 2025 - 20:02 WIB

Sri Sultan Tegaskan DIY Keraton Terbuka untuk Regenerasi dan Pemimpin Perempuan

Berita Terbaru

Sejumlah pengunjung berwisata saat museum kembali dibuka setelah pencurian perhiasan di Museum Louvre, Paris, Prancis, Rabu (22/10/2025). Foto: Gonzalo Fuentes/Reuters

Internasional

Polisi Prancis Tangkap Dua Pelaku Pencurian di Museum Louvre

Senin, 27 Okt 2025 - 02:10 WIB