Imigrasi AS Tangkap Jurnalis Inggris Sami Hamdi, Rencana Deportasi

- Jurnalis

Senin, 27 Oktober 2025 - 15:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sami Hamdi. Foto: Jacek Boczarski/via REUTERS

Sami Hamdi. Foto: Jacek Boczarski/via REUTERS

Washington D.C, albrita.com — Imigrasi Amerika Serikat (AS) menahan jurnalis Muslim Inggris, Sami Hamdi, pada Senin (27/10). Pemerintah AS juga mencabut visanya dan berencana mendeportasinya karena menilai ia mendukung terorisme.

Hamdi datang ke AS untuk tur pidato. Pertama, ia berbicara di acara Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) di Sacramento, California, pada Sabtu (25/10). Kemudian, ia dijadwalkan tampil di acara lain pada Minggu (26/10). Petugas menahan Hamdi di Bandara Internasional San Francisco, menurut laporan CAIR.

Hamdi bekerja sebagai analis dan komentator di TV Inggris. Ia rutin mengkritik kebijakan AS dan Israel. Ia juga menuduh beberapa politisi AS mendukung operasi militer Israel di Gaza.

Baca Juga :  PM Xanana Gusmao Menangis Saat Timor Leste Diterima Jadi Anggota ASEAN

Ayah Hamdi, Mohamed El-Hachmi Hamdi, menegaskan putranya tidak terafiliasi dengan kelompok politik atau agama manapun.

“Sikapnya terhadap Israel netral. Dia mendukung hak rakyat atas keamanan, perdamaian, kebebasan, dan martabat,” kata ayahnya melalui X.

Wakil Direktur CAIR, Edward Ahmed Mitchell, membantah tuduhan AS.

“Menangkap jurnalis yang mengkritik genosida Israel melanggar kebebasan berpendapat,” ujarnya.

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Inggris meminta AS memberi klarifikasi. Kemlu Inggris memastikan Hamdi masih ditahan dan belum dideportasi.

Baca Juga :  Buaya Liar Berenang di Kolam Sheraton Grand Mirage

“Menahan warga Inggris karena menyampaikan opini politik merupakan preseden berbahaya,” kata Kemlu Inggris.

Sejumlah tokoh konservatif AS menekan pemerintah Trump untuk mengusir Hamdi. Aktivis sayap kanan Laura Loomer menuduh Hamdi mendukung Hamas, sementara Yayasan RAIR menuduhnya membangun jaringan politik asing yang memusuhi kepentingan AS.

Terakhir, sejak Januari 2025, pemerintah Trump menindak individu yang mendukung Palestina atau mengkritik operasi militer Israel, termasuk mencabut visa dan mendeportasi pemegang visa pelajar dan green card. (MDA*)

Berita Terkait

Drone Rusia Serang Kiev, Tewaskan Tiga Warga dan Lukai Tujuh Anak
Prabowo Desak ASEAN Bertindak Nyata Atasi Krisis Myanmar
Israel Serang Lebanon, Tiga Orang Tewas
Polisi Prancis Tangkap Dua Pelaku Pencurian di Museum Louvre
RTM Malaysia Minta Maaf Sebut Prabowo Sebagai Jokowi di Siaran KTT ASEAN
Prabowo Subianto Hadiri KTT ASEAN-Jepang: Perkuat Perdamaian, Ekonomi, dan Energi Bersih
PM Xanana Gusmao Menangis Saat Timor Leste Diterima Jadi Anggota ASEAN
Trump Apresiasi Presiden Prabowo di KTT ASEAN ke-47 Malaysia

Berita Terkait

Senin, 27 Oktober 2025 - 15:02 WIB

Imigrasi AS Tangkap Jurnalis Inggris Sami Hamdi, Rencana Deportasi

Senin, 27 Oktober 2025 - 11:33 WIB

Drone Rusia Serang Kiev, Tewaskan Tiga Warga dan Lukai Tujuh Anak

Senin, 27 Oktober 2025 - 10:33 WIB

Prabowo Desak ASEAN Bertindak Nyata Atasi Krisis Myanmar

Senin, 27 Oktober 2025 - 09:33 WIB

Israel Serang Lebanon, Tiga Orang Tewas

Senin, 27 Oktober 2025 - 02:10 WIB

Polisi Prancis Tangkap Dua Pelaku Pencurian di Museum Louvre

Berita Terbaru

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Foto: Dok. Pemrpov Jabar

Daerah

Gubernur Jabar Tetapkan Siaga Darurat Bencana di 27 Daerah

Senin, 27 Okt 2025 - 16:33 WIB