Populasi Burung Kakaktua Kecil Jambul Kuning di Nusa Penida Bali Menyusut Hanya Satu Ekor

- Jurnalis

Senin, 27 Oktober 2025 - 17:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Burung kakaktua kecil jambul kuning. Foto: Wisnu Kusuma/Shutterstock

Burung kakaktua kecil jambul kuning. Foto: Wisnu Kusuma/Shutterstock

Bali, albrita.com – Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Ratna Hendratmoko, melaporkan bahwa tim BKSDA menemukan hanya satu ekor burung kakaktua kecil jambul kuning di Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Tim ini melakukan inventarisasi antara 2017 hingga 2019 untuk menghitung jumlah burung.

“Tim kami menemukan satu ekor burung kakaktua kecil jambul kuning. Menurut IUCN, burung ini masuk kategori kritis (critically endangered) dan tercatat dalam Appendix I CITES,” kata Ratna, Senin (27/10/2025), dikutip albrita.com. Status ini menunjukkan burung menghadapi risiko punah tinggi, dan Appendix I CITES melarang perdagangan internasional secara komersial.

Baca Juga :  KPK Benarkan Pernyataan Ustaz Khalid Basalamah Soal Pengembalian Uang Kasus Kuota Haji

BKSDA Bali mencatat dua ekor burung pada 2014. Pada 2015, BKSDA Bali bekerja sama dengan Friends of the National Parks Foundation (FNPF) melepasliarkan sepasang burung hasil penangkaran PT Anak Burung Tropikana (ABT). Burung itu kesulitan bertahan hidup karena kurangnya pohon besar untuk sarang, adanya predator seperti ular dan biawak, serta persaingan dengan elang.

“Pada 2017-2019, tim kami hanya melihat satu ekor. Sekitar 2020, tim kami tidak menemukan burung itu lagi,” ujar Ratna.

Saat ini, BKSDA Bali mendata burung kakaktua kecil jambul kuning di seluruh penangkaran UPT BKSDA di Indonesia. Setelah tim menemukan lokasi burung, mereka memindahkan burung ke Bali untuk mengembangbiakkannya secara intensif sebelum melepasliarkannya kembali ke alam.

Baca Juga :  Eks Dirut PT Taspen Divonis 10 Tahun Korupsi Investasi Fiktif

Ratna menambahkan, penangkaran di Bali menampung 18 ekor, dan Yayasan Pecinta Alam dan Kemanusiaan merawat satu ekor untuk rehabilitasi. BKSDA Bali merencanakan melepasliarkan empat ekor (dua pasang) pada akhir November 2025. Tim akan memulai dengan proses habituasi di Nusa Penida.

“Kami akan segera melepasliarkan burung setelah tim memastikan habitatnya layak,” pungkas Ratna. (YS*)

Berita Terkait

KPK Periksa Rajiv Terkait Dugaan Korupsi Dana CSR BI dan OJK
110 WNI Korban Online Scam di Kamboja Segera Dipulangkan, DPR Apresiasi P2MI
Raja Juli Antoni Temui Jokowi di Solo, Serahkan Topi PSI
Mahfud MD Kagum pada Keterbukaan Sri Sultan Yogyakarta dan Keluarganya
Massa API-Palestina Gelar Aksi di Depan Kedubes AS Jakarta, Serukan Sikap Tegas Pemerintah
Presiden Prabowo Tiba di Malaysia untuk Hadiri KTT ASEAN ke-47
Prabowo Dorong Bahasa Portugis Masuk Kurikulum, DPR Akan Kaji Lebih Lanjut
Gus Ipul Umumkan Gus Dur dan Marsinah Masuk Daftar Calon Pahlawan Nasional

Berita Terkait

Senin, 27 Oktober 2025 - 18:33 WIB

KPK Periksa Rajiv Terkait Dugaan Korupsi Dana CSR BI dan OJK

Senin, 27 Oktober 2025 - 14:33 WIB

110 WNI Korban Online Scam di Kamboja Segera Dipulangkan, DPR Apresiasi P2MI

Senin, 27 Oktober 2025 - 14:03 WIB

Raja Juli Antoni Temui Jokowi di Solo, Serahkan Topi PSI

Minggu, 26 Oktober 2025 - 15:33 WIB

Mahfud MD Kagum pada Keterbukaan Sri Sultan Yogyakarta dan Keluarganya

Minggu, 26 Oktober 2025 - 08:30 WIB

Massa API-Palestina Gelar Aksi di Depan Kedubes AS Jakarta, Serukan Sikap Tegas Pemerintah

Berita Terbaru