Jambi, albrita.com — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi mencatat sejarah baru di dunia medis Provinsi Jambi. Untuk pertama kalinya, rumah sakit rujukan utama ini melaksanakan operasi jantung terbuka.
Dua pasien akan menjalani operasi selama dua hari, mulai Kamis hingga Jumat (30–31 Oktober 2025). Dengan langkah ini, RSUD Raden Mattaher memperluas layanan medisnya sekaligus meningkatkan kapasitas sumber daya kesehatan di daerah.
Pada Rabu (29/10), petugas medis dan kebersihan terlihat sibuk menyiapkan Gedung Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu. Gedung baru yang berdiri di antara unit kemoterapi serta gedung perawatan kelas I dan II itu tampak penuh aktivitas. Sekitar 20 orang bekerja membersihkan ruangan, memeriksa peralatan, dan menata perlengkapan operasi agar semuanya siap digunakan.
Gedung jantung terpadu tersebut memiliki 17 ruangan, termasuk enam ruang ICU, ruang edukasi pasien, ruang dokter, serta ruang administrasi. Selain itu, rumah sakit juga menyiapkan ruang dokter jaga dan ruang kepala instalasi bedah jantung.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Raden Mattaher, dr Anton Trihartanto, menjelaskan bahwa operasi jantung perdana ini merupakan hasil kolaborasi tiga rumah sakit besar, yaitu RSUP Mohammad Hoesin Palembang, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, dan RSUD Raden Mattaher Jambi.
“Tim dari Palembang sudah mengirim seluruh peralatan dan obat-obatan sejak Rabu dini hari. Sebanyak 25 tenaga medis akan tiba di Jambi sore ini untuk menyelesaikan persiapan akhir,” ujar Anton.
Ia menegaskan, RSUD Raden Mattaher berkomitmen menjaga standar kualitas operasi jantung setara dengan rumah sakit besar di Palembang dan Jakarta. Oleh karena itu, seluruh tahapan persiapan dilakukan secara ketat dan terukur.
“Kami terus menyempurnakan setiap detail persiapan. Alhamdulillah, hampir semuanya siap. InsyaAllah operasi perdana ini berjalan lancar,” kata Anton.
Melalui pelaksanaan operasi ini, RSUD Raden Mattaher berupaya memperluas akses layanan kesehatan berstandar tinggi bagi masyarakat Jambi. Selain itu, langkah ini juga memperlihatkan kemampuan tenaga medis daerah dalam melaksanakan tindakan medis kompleks dan berisiko tinggi. (MDA*)









