Jakarta, albrita.com – Amerika Serikat (AS) menyiapkan pasukan di pangkalan militer Damaskus, Suriah, untuk mendukung kesepakatan pertahanan antara Suriah dan Israel. Langkah ini mengikuti strategi baru AS setelah kepemimpinan Bashar al-Assad, sekutu Iran, berakhir tahun lalu.
Enam sumber Reuters menyatakan pasukan AS akan mengawasi zona demiliterisasi di Suriah selatan. Selain itu, mereka juga memastikan kesepakatan non-agresi yang dimediasi Presiden Donald Trump berjalan lancar.
Pentagon mempercepat rencana tersebut dengan mengirim beberapa misi pengintaian. Hasilnya menunjukkan landasan pacu pangkalan siap digunakan. Dua sumber militer Suriah menambahkan pemerintah fokus pada logistik, pengawasan, pengisian bahan bakar, dan operasi kemanusiaan. Suriah tetap mengontrol penuh pangkalan.
Pejabat pertahanan Suriah menyebut pasukan AS menguji landasan pacu menggunakan pesawat angkut C-130. Meski demikian, pihak AS belum menentukan tanggal penugasan pasukan.
Rencana ini mencerminkan strategi AS di Lebanon dan Israel, tempat pasukan memantau perjanjian penghentian permusuhan. Selain itu, AS menempatkan pasukan di Suriah timur laut untuk membantu pasukan Kurdi memerangi ISIS. Pada April, Pentagon mengurangi jumlah pasukan menjadi 1.000.
Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa menegaskan pemerintah Suriah akan menyetujui kehadiran pasukan asing hanya setelah mendapat persetujuan resmi. Selain itu, Suriah berencana bergabung dengan koalisi anti-ISIS global pimpinan AS.
AS menargetkan menandatangani pakta keamanan Israel-Suriah sebelum akhir tahun ini. Untuk itu, Presiden Trump akan bertemu Sharaa di Gedung Putih pada 10 November 2025. Dengan langkah ini, kedua negara berupaya menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan. (MDA*)









