Kota Denpasar, albrtita.com – dilanda banjir besar setelah hujan deras turun sejak Selasa (9/9/2025) malam hingga Rabu (10/9/2025) pagi. Debit air sungai, terutama Tukad Badung, meningkat tajam lalu meluap ke permukiman dan kawasan perdagangan. Aktivitas warga lumpuh, pasar terendam, dan lima bangunan di Jalan Hasanuddin ambruk terbawa arus.
Sejak dini hari, warga panik karena air masuk cepat ke rumah dan pusat ekonomi. Pasar Kumbasari jadi lokasi paling parah. Tembok pembatas Tukad Badung jebol, membuat air meluap ke kios pedagang.
Peristiwa terjadi sekitar pukul 03.00 Wita. Pedagang yang masih beraktivitas tidak sempat menyelamatkan dagangan. Ni Luh Sudiani, pedagang buah, mengaku hanya bisa lari menyelamatkan diri bersama pedagang lain dengan naik ke tangga.
Sudiani mengatakan, sebelumnya ada imbauan petugas soal debit air Tukad Badung. Namun arus deras datang mendadak. Kerugian pedagang belum dihitung, tapi diperkirakan puluhan juta rupiah. Bagi pedagang kecil, jumlah itu sangat berat.
Selain pasar, bangunan di sekitar sungai juga rusak. Di Jalan Hasanuddin, lima bangunan ambruk Rabu pagi. Air Tukad Badung melampaui jembatan hingga setinggi 50 sentimeter.
Imam Sapi’i, satpam BCA Hasanuddin, menyaksikan langsung. Ia mendengar suara retakan sebelum bangunan ujung roboh. Tidak lama, bangunan lain ikut runtuh. Material langsung hanyut.
Dalam kejadian itu, tiga orang hanyut: istri, anak, dan mertua pemilik bangunan. Sang suami selamat, meski kakinya luka. Tiga korban hingga kini masih dalam pencarian. Tim penyelamat menduga mereka sudah meninggal karena terbawa arus deras. Jika benar, maka banjir kali ini menelan korban jiwa.
Basarnas bersama aparat gabungan melakukan pencarian dengan perahu karet sejak pagi. Mereka menyisir sepanjang aliran Tukad Badung. Satu korban berhasil ditemukan dalam kondisi selamat, sementara tiga lainnya masih hilang.
Banjir juga melumpuhkan jalur nasional Denpasar–Gilimanuk di Jembrana. Air menggenangi badan jalan. Banyak kendaraan terpaksa berhenti menunggu surut. Transportasi pun kacau.
Warga di bantaran Tukad Badung dievakuasi ke tempat aman. Posko darurat didirikan oleh pemda, TNI, Polri, dan relawan. Bantuan makanan, selimut, dan kebutuhan dasar mulai dibagikan. Namun banyak warga masih terisolasi karena akses terputus.
Kerugian ekonomi sangat besar. Pedagang kehilangan barang dagangan, pemilik toko merugi akibat bangunan roboh. Infrastruktur jalan, jembatan, dan fasilitas umum juga rusak.
Bencana ini menunjukkan rapuhnya infrastruktur kota menghadapi cuaca ekstrem. Ahli lingkungan menilai alih fungsi lahan memperparah banjir. Sungai cepat meluap ketika hujan deras berjam-jam.
Pemerintah sudah melakukan normalisasi sungai dan perbaikan tanggul. Namun hasilnya belum cukup. Luapan Tukad Badung tetap menghancurkan kawasan padat penduduk.
Hingga malam, tim gabungan masih mengevakuasi korban dan membersihkan puing. Pemkot Denpasar mengimbau warga tetap waspada. Potensi hujan deras diperkirakan masih berlanjut. Warga berharap bantuan nyata segera datang agar bisa bangkit setelah bencana ini. (MDA*)