Jalanan Paris Chaos, Demo ‘Block Everything’ Tak Terbendung

- Jurnalis

Kamis, 11 September 2025 - 15:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Demonstrasi Block Everything telah mengguncang Prancis. Foto/Mehr News

Demonstrasi Block Everything telah mengguncang Prancis. Foto/Mehr News

PARIS, albrita.com – Gelombang protes besar melanda Prancis sejak Rabu lalu. Aksi yang dikenal dengan nama Block Everything” atau “Blokir Segalanya” itu dilakukan dengan cara memblokade jalan, membakar barikade, dan menutup akses transportasi. Gerakan ini cepat menyebar ke berbagai wilayah, terutama dipimpin oleh generasi muda, termasuk kalangan Gen-Z.

Demonstrasi tersebut muncul sebagai luapan amarah rakyat terhadap kebijakan pemerintah Presiden Emmanuel Macron. Rencana pemotongan anggaran publik yang dianggap menyengsarakan rakyat menjadi pemicu utama. Aksi ini pun semakin kuat dengan adanya kekecewaan terhadap elite politik yang dinilai tidak mendengar suara rakyat.

Pemerintah Prancis langsung mengerahkan kekuatan besar untuk mengendalikan situasi. Lebih dari 80.000 aparat keamanan diterjunkan ke seluruh negeri. Polisi menyingkirkan penghalang, menyemprotkan selang air bertekanan tinggi, hingga menembakkan gas air mata ke arah massa di titik-titik panas.

Situasi paling tegang terjadi di Paris. Polisi antihuru-hara menghadapi ribuan demonstran yang menutup jalan utama dan membakar ban. Massa sempat dipukul mundur, namun mereka kembali dengan formasi yang lebih banyak. Ketegangan berulang kali pecah di pusat kota, membuat suasana ibu kota menjadi mencekam.

Unjuk rasa “Block Everything” sendiri awalnya lahir dari dunia maya. Pada bulan Mei lalu, gerakan ini mulai muncul di forum-forum daring sayap kanan. Namun seiring berjalannya waktu, kelompok kiri dan bahkan sayap kiri ekstrem ikut mengadopsinya. Alhasil, aksi ini berubah menjadi gerakan lintas ideologi dengan tujuan bersama: melawan kebijakan Macron.

Baca Juga :  Bawaslu Dampingi Debat Calon Ketua OSIS di Padang Panjang

Di media sosial, tagar #BlockEverything sempat menjadi tren global. Video barikade terbakar, aksi duduk massal di jalan tol, hingga bentrokan dengan polisi menyebar cepat. Hal ini mendorong semakin banyak orang turun ke jalan, menjadikan protes semakin sulit dikendalikan. Anak muda, terutama Gen-Z, menjadi wajah utama dari gelombang protes kali ini.

Uniknya, aksi di Prancis ini memiliki kemiripan dengan demonstrasi di Indonesia pada Agustus lalu. Kala itu, ribuan mahasiswa dan aktivis turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan rakyat kecil. Inspirasi dari Indonesia ini banyak disebut di media sosial, bahkan beberapa demonstran di Prancis membawa poster bertuliskan “Belajar dari Jakarta”.

Gejolak politik kian memanas karena aksi ini terjadi bersamaan dengan pergantian perdana menteri. Sebastien Lecornu, politisi konservatif pilihan Macron, baru saja dilantik menggantikan Francois Bayrou. Bayrou digulingkan oleh parlemen karena dianggap gagal menangani kebijakan pemotongan anggaran yang sangat kontroversial.

Pergantian ini ternyata tidak meredakan situasi. Banyak warga menilai masalah sebenarnya bukan pada siapa perdana menterinya, melainkan pada kebijakan Macron itu sendiri. “Ini masalah yang sama. Macron-lah yang bermasalah, bukan para menteri,” kata Fred, seorang pejabat serikat pekerja CGT di perusahaan transportasi umum Paris, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga :  Sisa Tomat Jangan Dibuang, Ini Cara Buat Jadi Pupuk Organik Cair...

Fred menegaskan bahwa rakyat sudah muak dengan keputusan pemerintah yang terus menekan kelas pekerja. Menurutnya, Macron seharusnya mengundurkan diri jika tidak bisa mengubah arah kebijakan. “Dia harus pergi,” ujarnya dengan tegas di tengah aksi.

Kerusuhan ini bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga soal legitimasi politik. Banyak kalangan menilai Macron kehilangan kepercayaan rakyat setelah bertahun-tahun dianggap gagal memenuhi janji reformasi. Pemotongan anggaran publik, termasuk pada layanan sosial, pendidikan, dan kesehatan, dipandang sebagai puncak kekecewaan masyarakat.

Di sisi lain, pemerintah berusaha menenangkan situasi dengan imbauan agar rakyat tidak melakukan kekerasan. Namun hingga Kamis (11/9/2025), protes masih terus terjadi di sejumlah kota besar. Beberapa laporan menyebutkan adanya bentrokan kecil yang mengakibatkan korban luka di pihak demonstran maupun polisi.

Analis politik menilai gerakan ini bisa menjadi titik balik dalam sejarah politik Prancis modern. Jika Macron gagal meredam gejolak, tekanan untuk mundur akan semakin besar. Situasi ini bisa membuka jalan bagi perubahan politik besar, bahkan memperkuat posisi oposisi menjelang pemilu berikutnya.

Kini, mata dunia tertuju pada Paris dan kota-kota lain di Prancis. Apakah pemerintah mampu mengendalikan situasi atau justru protes akan semakin membesar? Yang jelas, “Block Everything” telah menjadi simbol perlawanan baru yang menunjukkan kemarahan rakyat terhadap pemerintah, dengan inspirasi yang datang dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Berita Terkait

Gardens by the Bay Hadirkan 6.000 Bunga Khas Swiss
Topan Super Ragasa Terjang Hong Kong, Sekolah Ditutup
Trump Undang Prabowo ke PBB, Fokus Akhiri Perang Gaza
Eropa Akui Palestina, Hamas Buka Suara
Reformasi BBM Malaysia: Subsidi Fokus ke Warga Lokal
Menlu RI Soroti Risiko Pekerja Kemanusiaan di Konflik
Inggris Resmi Akui Palestina, Perbarui Peta Wilayah
Macron Tolak Bukaan Kedutaan Sebelum Sandera Bebas

Berita Terkait

Rabu, 24 September 2025 - 16:10 WIB

Gardens by the Bay Hadirkan 6.000 Bunga Khas Swiss

Rabu, 24 September 2025 - 12:10 WIB

Topan Super Ragasa Terjang Hong Kong, Sekolah Ditutup

Rabu, 24 September 2025 - 11:21 WIB

Trump Undang Prabowo ke PBB, Fokus Akhiri Perang Gaza

Selasa, 23 September 2025 - 13:10 WIB

Eropa Akui Palestina, Hamas Buka Suara

Senin, 22 September 2025 - 20:10 WIB

Reformasi BBM Malaysia: Subsidi Fokus ke Warga Lokal

Berita Terbaru

Pelaksana Tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi Komisi Pemberantasan Korupsi Asep Guntur Rahayu memberikan keterangan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (25/9). Sumber : Antara

Nasional

KPK Selidiki Pertemuan Eks Bendum Amphuri dengan Yaqut

Jumat, 26 Sep 2025 - 14:10 WIB

Xiaomi 17 Resmi Rilis dengan Baterai 7.000 mAh, Layar Super Terang 3.500 Nits, Sudah Masuk Indonesia Belum Ya? Sumber : Istimewa

Teknologi

Xiaomi 17 Resmi Meluncur, Bawa Fitur Flagship Gahar

Jumat, 26 Sep 2025 - 11:10 WIB

Misi Perdamaian PBB: Polri Kirim Satgas FPU 7 MINUSCA ke Republik Afrika Tengah Sumber : istimewa - Dok Polri

Nasional

Polri Kirim FPU 7 MINUSCA ke Afrika Tengah

Jumat, 26 Sep 2025 - 09:10 WIB

Antusiasme siswa SDN 04 Cipinang Melayu, menyambut kedatangan Makan Bergizi Gratis (MBG), sebanyak 698 box di bagikan, Jakarta, Kamis (25/9/2025) Sumber : tvOnenews.com/Julio Saputra

Nasional

Respons Seru Siswa SDN 04 Cipinang Terhadap Menu MBG

Jumat, 26 Sep 2025 - 08:10 WIB

Andre Rosiade Tegaskan UU Nomor 1 Tahun 2025 Bukan Lindungi Direksi BUMN Korupsi: Kalau Maling, Tangkap! Sumber : istimewa - antaranews

Nasional

Andre Rosiade: Kalau Maling di BUMN, Tangkap Saja!

Jumat, 26 Sep 2025 - 07:10 WIB