USGS: Gempa 7,4 Magnitudo di Kamchatka Rusia Berpotensi Picu Tsunami

- Jurnalis

Sabtu, 13 September 2025 - 19:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi gempa bumi. Foto: MuhsinRina/shutterstock

Ilustrasi gempa bumi. Foto: MuhsinRina/shutterstock

Jakarta, albrita.com – Gempa bumi kuat mengguncang pantai timur wilayah Kamchatka, Rusia, pada Sabtu (13/9). Pusat Penelitian Geosains Jerman (GFZ) melaporkan kekuatan gempa mencapai 7,1 magnitudo dengan kedalaman sekitar 10 kilometer. Sementara itu, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat kekuatan lebih besar, yakni 7,4 magnitudo. Perbedaan data ini wajar terjadi karena setiap lembaga memakai instrumen dan metode pengukuran yang berbeda.

Wilayah Kamchatka memang dikenal rawan gempa bumi. Letaknya berada di Cincin Api Pasifik, zona tektonik paling aktif di dunia yang membentang dari Asia hingga Amerika. Daerah ini kerap dilanda gempa besar dan memiliki banyak gunung berapi aktif. Catatan sejarah menunjukkan Kamchatka beberapa kali diguncang gempa yang berujung pada peringatan tsunami. Karena itu, setiap kali ada gempa kuat, perhatian internasional langsung tertuju ke kawasan ini.

Guncangan kali ini dilaporkan cukup terasa di sejumlah wilayah pesisir. Meski belum ada laporan resmi mengenai kerusakan atau korban jiwa, otoritas setempat segera melakukan pemantauan. Tim darurat disiagakan untuk mengecek dampak gempa, terutama di pemukiman dekat pantai.

Baca Juga :  Macron Tolak Bukaan Kedutaan Sebelum Sandera Bebas

Sistem Peringatan Tsunami Pasifik mengumumkan adanya ancaman tsunami akibat guncangan tersebut. Namun, pernyataan itu bersifat preventif, bukan berarti tsunami pasti terjadi. Negara-negara di sekitar Pasifik diingatkan agar tetap siaga.

Dari Jepang, Badan Meteorologi Jepang melalui siaran NHK menyebutkan belum ada peringatan tsunami yang dikeluarkan. Meski begitu, pemerintah Jepang tetap bersiap menghadapi segala kemungkinan. Negara itu memiliki pengalaman panjang dengan tsunami, sehingga kewaspadaan tetap dijaga tinggi.

Perbedaan catatan magnitudo antara GFZ dan USGS tidak menimbulkan kebingungan besar. Para ahli menilai variasi antara 7,1 dan 7,4 magnitudo sama-sama menunjukkan gempa kuat. Biasanya data akan diperbarui setelah analisis lebih lengkap. Yang jelas, gempa sebesar itu mampu menimbulkan kerusakan jika terjadi di dekat pemukiman padat.

Pemerintah Rusia langsung bergerak cepat. Badan penanggulangan bencana menurunkan tim tanggap darurat ke wilayah terdampak. Posko-posko siaga dipasang di kawasan pesisir yang dianggap rawan. Warga diimbau untuk tetap tenang, tetapi juga mematuhi arahan resmi melalui saluran komunikasi darurat.

Kondisi ini kembali mengingatkan betapa Kamchatka tidak pernah lepas dari ancaman aktivitas geologi. Pergerakan lempeng di Cincin Api Pasifik terus menimbulkan risiko gempa dan letusan gunung berapi. Mitigasi bencana serta kesadaran masyarakat menjadi faktor penting untuk mengurangi risiko.

Baca Juga :  Eropa Akui Palestina, Hamas Buka Suara

Masyarakat internasional memberi perhatian besar. Negara tetangga di Pasifik memantau perkembangan melalui lembaga geologi masing-masing. Media internasional seperti Reuters dan NHK terus memperbarui laporan dari lapangan. Harapan publik tentu agar tidak ada korban jiwa maupun kerusakan parah.

Kamchatka sendiri memiliki sejarah panjang terkait gempa besar. Beberapa kali wilayah ini mengalami gempa yang berpotensi tsunami, meski tidak selalu menimbulkan kerugian besar. Letaknya yang berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik menjadikan setiap aktivitas seismik di sana diawasi ketat.

Gempa kali ini menegaskan kembali pentingnya kesiapsiagaan. Teknologi mampu mendeteksi gempa dengan cepat, tetapi sifat gempa yang datang tiba-tiba membuat mitigasi dan kesiapan masyarakat tetap menjadi kunci. Rusia, Jepang, dan negara-negara lain di kawasan Pasifik kini terus memantau situasi sambil menjaga kewaspadaan terhadap potensi bencana lanjutan. (AA*)

Berita Terkait

Gardens by the Bay Hadirkan 6.000 Bunga Khas Swiss
Topan Super Ragasa Terjang Hong Kong, Sekolah Ditutup
Trump Undang Prabowo ke PBB, Fokus Akhiri Perang Gaza
Eropa Akui Palestina, Hamas Buka Suara
Reformasi BBM Malaysia: Subsidi Fokus ke Warga Lokal
Menlu RI Soroti Risiko Pekerja Kemanusiaan di Konflik
Inggris Resmi Akui Palestina, Perbarui Peta Wilayah
Macron Tolak Bukaan Kedutaan Sebelum Sandera Bebas

Berita Terkait

Rabu, 24 September 2025 - 16:10 WIB

Gardens by the Bay Hadirkan 6.000 Bunga Khas Swiss

Rabu, 24 September 2025 - 12:10 WIB

Topan Super Ragasa Terjang Hong Kong, Sekolah Ditutup

Rabu, 24 September 2025 - 11:21 WIB

Trump Undang Prabowo ke PBB, Fokus Akhiri Perang Gaza

Selasa, 23 September 2025 - 13:10 WIB

Eropa Akui Palestina, Hamas Buka Suara

Senin, 22 September 2025 - 20:10 WIB

Reformasi BBM Malaysia: Subsidi Fokus ke Warga Lokal

Berita Terbaru

tersangka pencurian ponsel di tanjung bajure

Sungai Penuh

Pria 61 Tahun Ditangkap Usai Curi HP di Pasar Tanjung Bajure

Jumat, 26 Sep 2025 - 17:10 WIB

Alumni SMK Pasundan 2 Bandung Marah Besar, Geruduk Bekas Sekolahnya Gara-Gara Oknum Guru Cabul Diduga Lecehkan 41 Siswi Sumber : Tangkapan layar tvOne

Daerah

41 Siswi Diduga Dilecehkan, Alumni Geruduk Sekolah

Jumat, 26 Sep 2025 - 16:10 WIB

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko Sumber : Antara

Nasional

Kapolri Lakukan Mutasi, 60 Perwira Dimutasi Sekaligus

Jumat, 26 Sep 2025 - 15:10 WIB

Pelaksana Tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi Komisi Pemberantasan Korupsi Asep Guntur Rahayu memberikan keterangan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (25/9). Sumber : Antara

Nasional

KPK Selidiki Pertemuan Eks Bendum Amphuri dengan Yaqut

Jumat, 26 Sep 2025 - 14:10 WIB