Jakarta, albrita.com – Ribuan personel gabungan dari berbagai unsur keamanan dikerahkan untuk mengawal jalannya aksi unjuk rasa yang digelar sejumlah elemen masyarakat di kawasan Gedung DPR/MPR RI hingga Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Senin (15/9/2025). Kehadiran pasukan besar ini diharapkan dapat memastikan penyampaian aspirasi publik berjalan lancar, aman, dan tertib tanpa menimbulkan gangguan terhadap aktivitas masyarakat lainnya.
Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Ruslan Basuki, menjelaskan bahwa jumlah aparat yang diturunkan dalam operasi pengamanan mencapai 5.999 personel. Pasukan tersebut terdiri dari gabungan unsur Polri, TNI, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Menurutnya, personel akan ditempatkan di sejumlah titik rawan yang diperkirakan menjadi pusat konsentrasi massa, mulai dari depan Gedung DPR/MPR RI, Jalan Medan Merdeka, hingga kawasan Monas.
“Jumlah personel pengamanan di wilayah Jakarta Pusat ada 5.999 personel gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, dan Pemda DKI,” ujar Ruslan saat memberikan keterangan kepada wartawan. Ia menambahkan bahwa ribuan personel tersebut tidak hanya akan berjaga di sekitar titik aksi, tetapi juga melakukan patroli di sejumlah lokasi strategis lain guna mengantisipasi kemungkinan penyebaran massa ke jalan-jalan protokol ibu kota.
Ruslan menegaskan bahwa aparat yang bertugas tidak dibekali dengan senjata api. Hal ini dilakukan sebagai bentuk komitmen Polri dan TNI untuk mengedepankan pendekatan persuasif serta menjaga agar aksi berlangsung damai. “Kami ingin memastikan kegiatan berlangsung aman, tertib, dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat lainnya. Pengamanan ini dilakukan untuk menjaga kelancaran penyampaian aspirasi publik,” jelasnya.
Pihak kepolisian juga telah berkoordinasi dengan penyelenggara aksi unjuk rasa agar kegiatan bisa berjalan sesuai aturan. Polri menekankan bahwa demonstrasi merupakan bagian dari hak demokratis warga negara, namun tetap harus dilaksanakan dengan memperhatikan ketertiban umum. Aparat juga meminta agar peserta aksi tidak melakukan tindakan anarkis, merusak fasilitas umum, maupun mengganggu pengguna jalan lain.
Sejumlah elemen masyarakat yang terlibat dalam aksi ini diperkirakan berasal dari berbagai kelompok, mulai dari organisasi mahasiswa, buruh, hingga aliansi masyarakat sipil. Isu-isu yang diangkat dalam unjuk rasa kali ini beragam, mulai dari desakan terhadap DPR untuk menunda pembahasan beberapa rancangan undang-undang kontroversial, hingga tuntutan terkait kebijakan pemerintah di sektor ekonomi dan sosial.
Situasi di sekitar Gedung DPR/MPR RI sejak pagi sudah menunjukkan peningkatan aktivitas aparat keamanan. Kendaraan taktis, barikade kawat berduri, serta posko-posko pengamanan tampak didirikan di sejumlah titik strategis. Arus lalu lintas di sekitar Senayan dan Jalan Gatot Subroto pun sempat dialihkan untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan akibat penumpukan massa.
Selain di DPR, massa aksi juga direncanakan menggelar long march menuju kawasan Monas. Monas dipilih karena menjadi salah satu ikon demokrasi di ibu kota, sekaligus titik kumpul strategis bagi ribuan demonstran. Aparat gabungan sudah menyiapkan pengamanan berlapis di sekitar area tersebut agar tidak terjadi gesekan antara peserta aksi dan pengguna jalan.
Pengamanan besar-besaran ini juga tak lepas dari pengalaman demonstrasi sebelumnya, di mana sejumlah aksi massa berujung ricuh hingga menimbulkan kerusakan fasilitas umum. Oleh karena itu, pihak kepolisian menegaskan bahwa mereka akan bertindak tegas terhadap siapapun yang mencoba memicu keributan. Namun, aparat tetap berharap situasi kali ini bisa lebih kondusif.
Selain fokus pada pengamanan fisik, kepolisian juga menekankan pentingnya upaya preventif. Personel yang diterjunkan sudah diberikan arahan untuk mengedepankan komunikasi humanis dengan massa aksi. Aparat diminta membantu kelancaran kegiatan unjuk rasa tanpa menimbulkan rasa takut di masyarakat.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga dilibatkan dalam pengamanan, terutama untuk menyiapkan sarana pendukung seperti pengaturan lalu lintas, penyediaan ambulans, serta koordinasi dengan rumah sakit terdekat. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila terjadi situasi darurat seperti massa yang pingsan, mengalami dehidrasi, atau membutuhkan penanganan medis lainnya.
Kehadiran ribuan personel gabungan di pusat ibu kota pada hari ini menjadi gambaran seriusnya negara dalam menjamin hak demokratis warga, sekaligus menjaga stabilitas keamanan. Demonstrasi memang diakui sebagai bagian penting dari kehidupan demokrasi, namun tetap harus dilakukan dengan tertib dan damai agar tujuan utama menyampaikan aspirasi dapat tercapai.
Dengan pengamanan yang melibatkan hampir enam ribu personel, masyarakat diharapkan tetap bisa beraktivitas seperti biasa meskipun ada aksi besar yang berlangsung. Aparat juga mengimbau warga untuk mengatur perjalanan dan memilih jalur alternatif agar tidak terjebak kemacetan di sekitar kawasan Senayan dan Monas.
Situasi hingga siang hari terpantau relatif kondusif. Massa mulai berdatangan dengan membawa spanduk, poster, dan atribut organisasi masing-masing. Sementara aparat berjaga di posisinya dengan sikap tenang namun tetap waspada. Apabila koordinasi dan komitmen semua pihak untuk menjaga ketertiban terus terjaga, unjuk rasa besar kali ini diharapkan dapat berlangsung damai sesuai dengan semangat demokrasi yang dijunjung tinggi di Indonesia. (SAD*)