Jakarta, albrita.com — Kakak korban ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, Muhamad Nur Karim, menceritakan kondisi adiknya, Zainal Arifin, yang sempat kritis setelah menjalani operasi. Ia terus menunggu kabar di rumah sakit sejak Jumat malam hingga Sabtu dini hari.
“Zainal sempat kritis. Dokter bilang dia belum sadar dan kondisinya menurun drastis. Dari jam 11 malam sampai jam 3 subuh saya menunggu tanpa kabar,” kata Karim saat ditemui di RS Islam Cempaka Putih, Sabtu (8/11).
Karim akhirnya mendapat kabar pada pagi hari bahwa kondisi Zainal mulai stabil. “Sekitar jam 9 pagi dokter memberi tahu bahwa kondisinya membaik, meski belum sadar penuh,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa adiknya mengalami luka bakar di bagian wajah dan mata. “Luka bakarnya setengah wajah, dan matanya belum bisa terbuka,” tambahnya.
Karim pertama kali mendengar kabar ledakan dari wali kelas Zainal. Awalnya, ia mendapat penjelasan bahwa sumber ledakan berasal dari sound system. Namun, setelah melihat darah di rumah dan mengonfirmasi ulang, ia baru tahu bahwa penyebabnya bom. “Wali kelas akhirnya mengaku kalau itu ledakan bom,” ungkapnya.
Ia segera bergegas menuju rumah sakit setelah mendengar kabar tersebut. “Saya langsung ke rumah sakit karena panik. Saya takut terjadi apa-apa dengan adik saya. Sekarang, alhamdulillah, kondisinya sudah membaik,” katanya lega.
Ledakan di SMAN 72 Jakarta terjadi pada Jumat (7/11) saat para siswa bersiap menunaikan salat Jumat. Polisi menyebut pelaku berasal dari lingkungan sekolah. Korban ledakan dirawat di RS Islam Cempaka Putih dan RS Yarsi. Tujuh korban di antaranya menjalani operasi. (MDA*)









