Jakarta, albrita.com – Inisiator Forum Warga Negara, Sudirman Said, menegaskan bahwa rencana reformasi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di era Presiden Prabowo Subianto hanya akan berhasil jika dilakukan secara transparan dan menyentuh akar masalah. Ia menekankan pentingnya pergantian pucuk pimpinan Polri agar transformasi bisa berjalan efektif.
Sudirman menyebut ada beberapa prasyarat utama agar reformasi Polri bisa dipercaya publik. Pertama, Komite Reformasi Polri harus beranggotakan tokoh-tokoh yang memahami masalah mendasar kepolisian sekaligus memiliki legitimasi di mata masyarakat.
Kedua, proses reformasi harus dijalankan terbuka dengan melibatkan konsultasi publik secara luas. “Tanpa partisipasi masyarakat, agenda reformasi hanya akan dipandang sebagai proyek elitis,” kata Sudirman.
Ketiga, reformasi harus diikuti penyegaran kepemimpinan. Sudirman menilai Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebaiknya mengundurkan diri karena berbagai catatan negatif selama hampir lima tahun menjabat.
Selain itu, Sudirman menekankan perlunya figur pemimpin yang mampu membawa perubahan fundamental. Ia menjelaskan dua tipe pemimpin yang bisa mendorong transformasi besar: outsider, yakni figur dari luar institusi yang bebas dari keterikatan masa lalu, dan extraordinary insider, yakni orang dalam yang bersih dari praktik buruk dan memiliki jejaring serta dukungan kuat.
“Pengalaman empiris dan studi akademik menunjukkan, transformasi hanya bisa dilakukan oleh pemimpin dengan posisi unik dan keberanian luar biasa,” ujar Sudirman.
Sudirman mengingatkan, reformasi Polri adalah pekerjaan berat karena kepercayaan publik terhadap kepolisian terus menurun akibat skandal dan penyalahgunaan wewenang. Ia menekankan perlunya institusi Polri yang kuat dan dipercaya rakyat.
“Reformasi Polri merupakan koreksi total bernegara, bukan lagi pilihan, tetapi keharusan,” kata Sudirman. (MDA*)