Cambridge, albrita.com – Sebuah studi terbaru menguji kemampuan ChatGPT dalam menghadapi persoalan matematika klasik yang pernah diajukan filsuf Yunani, Plato, lebih dari 2.000 tahun lalu. Soal itu sederhana namun menipu: bagaimana cara melipatgandakan luas sebuah persegi.
Dalam dialog yang ditulis Plato, murid Socrates salah menjawab dengan menggandakan sisi persegi, padahal solusi sebenarnya terletak pada penggunaan diagonal. Para peneliti dari University of Cambridge dan Hebrew University menggunakan teka-teki ini untuk melihat apakah AI dapat bernalar di luar data latihannya.
Menariknya, ChatGPT mampu menyelesaikan persoalan pertama dengan benar. Namun ketika diuji pada kasus serupa untuk persegi panjang, AI justru keliru dengan menyatakan tak ada solusi geometri yang mungkin, padahal sebenarnya ada.
Menurut Nadav Marco, peneliti tamu di Cambridge, kesalahan ini justru penting. Ia menilai jawaban itu tidak berasal dari data latihan, melainkan dari proses improvisasi layaknya pelajar yang sedang mencoba-coba strategi. “ChatGPT terlihat membuat hipotesis sendiri berdasarkan pengalaman soal sebelumnya. Itu mirip cara manusia belajar,” ujarnya.
Studi yang dipublikasikan pada 17 September 2025 di International Journal of Mathematical Education in Science and Technology menyebut fenomena ini bisa dikaitkan dengan konsep zone of proximal development (ZPD) dalam pendidikan, yakni jarak antara kemampuan yang sudah dikuasai dengan potensi yang bisa dicapai lewat bimbingan.
Namun, persoalan klasik AI pun muncul: proses berpikir mesin ini masih berupa “black box” yang sulit ditelusuri. Karena itu, para peneliti menekankan perlunya sikap kritis. “Siswa tidak bisa langsung menganggap benar jawaban dari ChatGPT. Mereka harus belajar mengevaluasi bukti yang diberikan AI,” kata profesor Andreas Stylianides dari Cambridge.
Hasil eksperimen ini memberi pandangan baru tentang bagaimana AI dapat digunakan dalam ruang kelas. Bukan sekadar alat pencari jawaban instan, melainkan rekan diskusi untuk mengeksplorasi masalah bersama.
Ke depan, para ilmuwan berencana menguji model AI yang lebih baru dengan soal-soal matematika kompleks, atau bahkan menggabungkannya dengan perangkat geometri dinamis untuk menciptakan pengalaman belajar digital yang lebih interaktif. (WF*)