Jakarta, albrita.com – Yayasan Mitra Netra memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk memberdayakan penyandang tunanetra di Indonesia. Yayasan menampilkan berbagai inovasi teknologi di sesi THE PLAIGROUND, acara kumparan AI for Indonesia 2025, di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (23/10).
Wakil Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan Yayasan Mitra Netra, Budi Darmulyana, mengatakan mereka merancang teknologi agar tunanetra bisa belajar, bekerja, dan hidup mandiri. “Kami ingin teknologi bisa digunakan oleh tunanetra, bukan sekadar dinikmati orang yang bisa melihat,” ujarnya.
Mitra Netra memproduksi buku aksesibel berupa buku audio, buku Braille, dan buku digital. Yayasan juga membuka pelatihan komputer bagi tunanetra. Mereka mengajarkan mulai dari tingkat dasar hingga programming.
Budi menjelaskan, banyak lowongan pekerjaan masih menuntut penglihatan. Untuk mengatasi masalah ini, Mitra Netra bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta dan forum ketenagakerjaan. Mereka mendorong perusahaan membuka peluang kerja inklusif bagi tunanetra.
Salah satu inovasi unggulan mereka adalah aplikasi Mitranetra Braille Converter berbasis AI. Aplikasi ini mengonversi teks ke Braille dan sebaliknya. Aplikasi juga mampu memindai teks dari buku atau file digital serta mengubah rumus matematika atau teks Arab ke format Braille. Guru bisa memfoto soal, lalu aplikasi otomatis mengubahnya menjadi Braille untuk siswa tunanetra.
Mitra Netra juga memperkenalkan perangkat AI portable berbentuk kacamata cerdas. Perangkat membaca teks, mengenali wajah, dan mendeteksi mata uang atau benda di sekitar tunanetra, kemudian membacakannya secara real-time.
“Teknologi ini bukan sekadar proyek, tetapi langkah nyata menuju kesetaraan. Kami ingin tunanetra mendapat kesempatan yang sama di pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari,” tegas Budi. (YS*)









