Korut Ancam Balasan, Kim Yo Jong Kecam Latihan Gabungan

- Jurnalis

Senin, 15 September 2025 - 15:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kim Yo Jong, adik pemimpin Korut Kim Jong Un (dok. Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Kim Yo Jong, adik pemimpin Korut Kim Jong Un (dok. Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Pyongyang, albrita.com – Korea Utara kembali melontarkan peringatan keras terhadap Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang. Kali ini pernyataan tegas datang dari Kim Yo Jong, adik perempuan sekaligus tangan kanan pemimpin tertinggi Kim Jong Un. Ia mengecam keras latihan militer gabungan yang digelar ketiga negara tersebut, bahkan menyebutnya sebagai unjuk kekuatan yang sembrono. Kim Yo Jong memperingatkan bahwa latihan itu akan menimbulkan konsekuensi negatif bagi pihak yang terlibat.

Latihan militer yang dimaksud adalah “Freedom Edge”, sebuah latihan pertahanan tahunan yang dijadwalkan dimulai pada Senin (15/9) waktu setempat. Latihan ini, menurut militer Korea Selatan, bertujuan memperkuat kemampuan udara, laut, dan siber dalam menghadapi potensi ancaman nuklir maupun rudal dari Korea Utara. Bagi Seoul, Washington, dan Tokyo, kerja sama trilateral tersebut dianggap penting untuk menjaga stabilitas regional. Namun, Pyongyang memandangnya berbeda.

Melalui pernyataan yang dikutip kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, Kim Yo Jong menilai latihan itu sebagai bentuk provokasi di sekitar wilayah kedaulatan negaranya. “Ini mengingatkan kita bahwa unjuk kekuatan yang sembrono oleh AS, Jepang, dan Korea Selatan di tempat yang salah, yaitu di sekitar Republik Rakyat Demokratik Korea, niscaya akan menimbulkan konsekuensi negatif bagi mereka sendiri,” tegasnya seperti dilansir Reuters, Senin (15/9/2025).

Pernyataan tersebut menegaskan sikap Korea Utara yang konsisten menentang latihan militer gabungan antara sekutunya, yakni Korea Selatan dan Amerika Serikat. Selama ini, Pyongyang selalu menilai latihan gabungan sebagai simulasi invasi, meskipun pihak Seoul dan Washington berulang kali menekankan bahwa latihan itu bersifat murni defensif.

Selain Kim Yo Jong, suara serupa juga datang dari pejabat tinggi Partai Buruh Korea, Pak Jong Chon. Ia mengingatkan bahwa jika apa yang disebutnya sebagai “kekuatan musuh” terus membanggakan kekuatan militer mereka melalui latihan semacam itu, maka Korea Utara tidak akan tinggal diam. Menurutnya, Pyongyang akan mengambil langkah balasan yang lebih jelas, lebih tegas, dan bisa saja lebih berbahaya bagi pihak lawan.

Baca Juga :  Nepal Bergolak: Sushila Karki Dilantik Jadi PM di Tengah Demo Berdarah

Peringatan keras ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan militer di Semenanjung Korea. Beberapa waktu terakhir, Korea Utara memang semakin gencar mengembangkan program nuklirnya. Kakak Kim Yo Jong, yakni Kim Jong Un, juga baru-baru ini menegaskan bahwa negaranya akan mengajukan kebijakan baru yang mengedepankan pengembangan senjata nuklir sekaligus modernisasi angkatan bersenjata konvensional.

Dalam pertemuan penting Partai Buruh Korea, Kim Jong Un menyampaikan tekad untuk tidak menyerahkan kekuatan nuklir yang dimiliki negaranya. Ia menyatakan bahwa status Korea Utara sebagai negara nuklir bersifat permanen dan tidak dapat diubah. Bahkan, saat melakukan kunjungan ke fasilitas penelitian senjata, Kim menekankan pentingnya mendorong pembangunan persenjataan nuklir bersamaan dengan modernisasi militer reguler, seperti angkatan darat, laut, dan udara.

Sejak kegagalan pertemuan puncak dengan Amerika Serikat pada tahun 2019, Pyongyang semakin tegas dengan sikapnya. Negara tersebut tidak hanya menolak seruan internasional untuk denuklirisasi, tetapi juga terus meningkatkan kemampuan militer mereka. Berbagai uji coba rudal balistik dilakukan, termasuk uji coba mesin rudal balistik antarbenua (ICBM) yang diklaim semakin canggih.

Latihan “Freedom Edge” sendiri bukan satu-satunya yang akan digelar dalam waktu dekat. Amerika Serikat dan Korea Selatan juga merencanakan latihan tabletop bernama “Iron Mace” pekan depan. Latihan ini bertujuan mengintegrasikan kemampuan militer konvensional dengan kemampuan nuklir dalam menghadapi ancaman dari Korea Utara. Pyongyang memandang rangkaian latihan semacam itu sebagai bentuk tekanan sekaligus ancaman serius terhadap eksistensinya.

Baca Juga :  Kim Jong-un Uji Drone AI, Sinyal Kekuatan Baru

Korea Utara memang kerap bereaksi keras terhadap manuver militer negara tetangganya. Dalam sejumlah kesempatan, Pyongyang membalas latihan gabungan dengan uji coba senjata, baik rudal jarak pendek, rudal jarak menengah, hingga sistem senjata baru. Tindakan ini sering memicu kecaman dari komunitas internasional, namun bagi Korea Utara hal itu merupakan bentuk pembelaan diri terhadap apa yang mereka anggap sebagai intimidasi militer.

Ketegangan terbaru ini menambah daftar panjang perselisihan antara Korea Utara dengan sekutunya di kawasan, termasuk Korea Selatan dan Jepang. Sementara itu, Amerika Serikat tetap berkomitmen mendukung sekutunya melalui aliansi militer. Latihan-latihan gabungan yang mereka lakukan disebut sebagai upaya memperkuat koordinasi pertahanan, terutama menghadapi ancaman nuklir dari Pyongyang yang semakin nyata.

Namun, bagi publik internasional, retorika yang disampaikan Kim Yo Jong menjadi perhatian khusus. Sebagai figur penting dalam lingkaran kekuasaan Korea Utara, pernyataan kerasnya sering dipandang sebagai gambaran nyata arah kebijakan negara tersebut. Dengan ancaman “konsekuensi negatif” yang disampaikannya, dunia kini menanti apakah Pyongyang benar-benar akan mengambil tindakan militer baru sebagai bentuk perlawanan terhadap latihan gabungan musuhnya.

Hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa Korea Utara akan meredakan sikapnya. Sebaliknya, sinyal yang ditunjukkan semakin menegaskan bahwa Pyongyang tidak akan mundur dalam mempertahankan statusnya sebagai negara nuklir. Hal ini membuat situasi di Semenanjung Korea kembali menjadi salah satu titik panas geopolitik dunia yang patut diwaspadai. (AMD*)

Berita Terkait

Gardens by the Bay Hadirkan 6.000 Bunga Khas Swiss
Topan Super Ragasa Terjang Hong Kong, Sekolah Ditutup
Trump Undang Prabowo ke PBB, Fokus Akhiri Perang Gaza
Eropa Akui Palestina, Hamas Buka Suara
Reformasi BBM Malaysia: Subsidi Fokus ke Warga Lokal
Menlu RI Soroti Risiko Pekerja Kemanusiaan di Konflik
Inggris Resmi Akui Palestina, Perbarui Peta Wilayah
Macron Tolak Bukaan Kedutaan Sebelum Sandera Bebas

Berita Terkait

Rabu, 24 September 2025 - 16:10 WIB

Gardens by the Bay Hadirkan 6.000 Bunga Khas Swiss

Rabu, 24 September 2025 - 12:10 WIB

Topan Super Ragasa Terjang Hong Kong, Sekolah Ditutup

Rabu, 24 September 2025 - 11:21 WIB

Trump Undang Prabowo ke PBB, Fokus Akhiri Perang Gaza

Selasa, 23 September 2025 - 13:10 WIB

Eropa Akui Palestina, Hamas Buka Suara

Senin, 22 September 2025 - 20:10 WIB

Reformasi BBM Malaysia: Subsidi Fokus ke Warga Lokal

Berita Terbaru

Xiaomi 17 Resmi Rilis dengan Baterai 7.000 mAh, Layar Super Terang 3.500 Nits, Sudah Masuk Indonesia Belum Ya? Sumber : Istimewa

Teknologi

Xiaomi 17 Resmi Meluncur, Bawa Fitur Flagship Gahar

Jumat, 26 Sep 2025 - 11:10 WIB

Misi Perdamaian PBB: Polri Kirim Satgas FPU 7 MINUSCA ke Republik Afrika Tengah Sumber : istimewa - Dok Polri

Nasional

Polri Kirim FPU 7 MINUSCA ke Afrika Tengah

Jumat, 26 Sep 2025 - 09:10 WIB

Antusiasme siswa SDN 04 Cipinang Melayu, menyambut kedatangan Makan Bergizi Gratis (MBG), sebanyak 698 box di bagikan, Jakarta, Kamis (25/9/2025) Sumber : tvOnenews.com/Julio Saputra

Nasional

Respons Seru Siswa SDN 04 Cipinang Terhadap Menu MBG

Jumat, 26 Sep 2025 - 08:10 WIB

Andre Rosiade Tegaskan UU Nomor 1 Tahun 2025 Bukan Lindungi Direksi BUMN Korupsi: Kalau Maling, Tangkap! Sumber : istimewa - antaranews

Nasional

Andre Rosiade: Kalau Maling di BUMN, Tangkap Saja!

Jumat, 26 Sep 2025 - 07:10 WIB

Hal ini disampaikan Kapoksi Pengawasan Pupuk Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Henry Y Rahman, saat diskusi publik di Gedung Ombudsman RI, Jakarta, Kamis (25/9/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan

Pertanian

Kementan Naikkan Margin Distributor dan Pengecer Pupuk

Jumat, 26 Sep 2025 - 06:10 WIB