Jakarta, albrita.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan PT Freeport Indonesia (PTFI) belum mengajukan revisi Rencana Kerja Anggaran dan Biaya (RKAB) setelah insiden longsor di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC).
Bahlil menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Minerba Convex 2025 di Jakarta, Rabu (15/10). “Sampai sekarang Freeport belum mengajukan revisi RKAB. Kami berharap proses penataan pasca musibah bisa segera selesai,” kata Bahlil.
Insiden longsor material basah terjadi di tambang GBC pada Senin (8/9) dan mengakibatkan gangguan pada sejumlah fasilitas produksi. Freeport McMoran memprediksi operasi tambang tersebut baru bisa berjalan penuh pada 2027.
Sebelumnya, Freeport memperoleh perpanjangan izin ekspor konsentrat pada pertengahan tahun ini. Dalam izin tersebut, perusahaan menargetkan produksi bijih mencapai 212 ribu ton per hari atau sekitar 75 hingga 77 juta ton sepanjang 2025.
Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Tri Winarno menyebut timnya masih melakukan evaluasi terhadap insiden longsor tersebut. Ia memastikan kejadian itu menurunkan produksi Freeport tahun ini dan memengaruhi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Produksi pasti turun sekitar 30–40 persen dari kapasitas normal. Dampaknya ke PNBP tetap ada, tapi target penerimaan negara tetap bisa tercapai,” ujar Tri.
Longsoran material seberat 800 ribu metrik ton di area PB1C merusak infrastruktur pendukung di beberapa blok produksi GBC. Freeport menghentikan sementara aktivitas tambang sejak 8 September untuk memprioritaskan pencarian dan pemulihan lokasi.
Hasil penilaian awal menunjukkan proses produksi baru bisa kembali stabil pada kuartal IV 2025 dan kemungkinan baru pulih sepenuhnya pada 2027. (MDA*)