Jakarta, albrita.com – Badan Gizi Nasional (BGN) mengaku bertanggung jawab atas insiden keracunan ribuan siswa akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pernyataan ini disampaikan Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, dalam jumpa pers di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).
“Kami mengaku salah atas insiden keamanan pangan yang terjadi,” tegas Nanik. Berdasarkan data BGN, tercatat 70 kasus keracunan yang dialami oleh 5.914 siswa di beberapa wilayah Indonesia.
Nanik menegaskan, kesalahan bukan semata-mata dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), melainkan juga dari BGN sendiri karena pengawasan yang kurang ketat. “Kesalahan terbesar ada pada kami karena pengawasan masih kurang. Kami mengaku salah,” ujarnya.
Ia menambahkan, tim SPPG yang terdiri dari kepala SPPG, ahli gizi, dan akuntan sudah bekerja semaksimal mungkin. Namun, insiden ini menunjukkan masih ada celah dalam pengawasan yang harus diperbaiki.
Selain itu, BGN menegaskan akan memperkuat prosedur operasional program MBG, termasuk pengawasan distribusi makanan, pelatihan petugas dapur, dan pengecekan bahan baku secara rutin. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan pangan dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap program MBG.
BGN juga berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan pihak sekolah terkait untuk memberikan pendampingan kepada para korban, termasuk memberikan perawatan medis dan pemulihan gizi yang optimal.
Langkah ini diharapkan tidak hanya menyelesaikan masalah yang ada, tetapi juga menjadi evaluasi menyeluruh agar program MBG ke depan lebih aman, efektif, dan bermanfaat bagi seluruh siswa di Indonesia. (MDA*)