Dana Rp 200 Triliun di Himbara Tak Terserap, Ekonom Usul Alihkan ke BPD

- Jurnalis

Senin, 13 Oktober 2025 - 06:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi uang rupiah. Foto: Aditia Noviansyah

Ilustrasi uang rupiah. Foto: Aditia Noviansyah

Jakarta, albrita.com – Pemerintah menyalurkan dana Rp 200 triliun ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk mempercepat penyaluran kredit. Namun, realisasinya belum maksimal karena tingkat serapan masih rendah.
Bank Mandiri baru menyalurkan 74 persen dari Rp 55 triliun, BRI 62 persen, BNI 50 persen, BTN 19 persen, dan BSI 55 persen.

Sejumlah ekonom menilai, pemerintah sebaiknya menyalurkan dana tersebut ke Bank Pembangunan Daerah (BPD). Mereka menilai BPD lebih memahami karakter dan kebutuhan ekonomi lokal, terutama sektor UMKM dan koperasi.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan penempatan dana di BPD dapat memperkuat rantai pasok daerah karena pembiayaannya langsung menyentuh pelaku ekonomi lokal.
“Efek ke ekonomi daerah akan lebih terasa karena kreditnya menempel pada ekosistem lokal,” ujar Josua, Minggu (12/10).

Baca Juga :  Garuda Indonesia Targetkan 12,2 Juta Penumpang di 2025

Josua menjelaskan, BPD memiliki keunggulan dari sisi data, jaringan, dan hubungan erat dengan pemerintah daerah. Namun, ia menekankan perlunya target sektor dan skema risiko agar kebijakan tersebut efektif.
Ia juga menilai kebijakan penempatan dana ke BPD bisa menangkap momentum turunnya suku bunga dan memperluas inklusi pembiayaan hijau.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut Bank DKI dan Bank Jatim berpotensi menampung dana sisa dari Himbara. Josua menilai kedua bank itu punya basis ekonomi kuat dan permintaan kredit tinggi.

Baca Juga :  Kompensasi Energi BBM dan Listrik Cair

Ekonom CORE Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai pemindahan dana ke BPD hanya solusi jangka pendek. Ia menyarankan pemerintah memperbaiki perencanaan dan penyaluran anggaran agar serapan meningkat secara alami.
“Yang lebih penting adalah memperbaiki desain penyaluran anggaran, bukan hanya memindahkan dana antarbank,” kata Yusuf.

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menambahkan efektivitas kebijakan ini bergantung pada iklim usaha dan daya beli masyarakat.
“Tambahan likuiditas tanpa permintaan kredit justru bisa jadi beban baru bagi bank,” ujarnya. (WF*)

Berita Terkait

Aplikasi Penghasil Uang Gratis Langsung Cair, Begini Cara Pengguna Dapat Cuan dari Rumah
Rachmat Gobel Jalin Kerja Sama Pertanian Antara Gorontalo dan Hokota Jepang
Garuda Indonesia Angkat Glenny Kairupan Jadi Direktur Utama Baru
Pertamina Dorong 45 UMKM Binaan Tembus Pasar Global di TEI 2025
Menteri Keuangan Optimis Program Perumahan Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5,7 Persen
Menkeu Purbaya Bahas Pembiayaan Proyek Whoosh di Wisma Danantara
Menkeu Purbaya Catat Defisit APBN Capai Rp 371,5 Triliun per September 2025
Menkeu Purbaya Sidak ke BTN Meski Ada Protes

Berita Terkait

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:01 WIB

Aplikasi Penghasil Uang Gratis Langsung Cair, Begini Cara Pengguna Dapat Cuan dari Rumah

Kamis, 16 Oktober 2025 - 06:06 WIB

Rachmat Gobel Jalin Kerja Sama Pertanian Antara Gorontalo dan Hokota Jepang

Kamis, 16 Oktober 2025 - 05:05 WIB

Garuda Indonesia Angkat Glenny Kairupan Jadi Direktur Utama Baru

Kamis, 16 Oktober 2025 - 04:04 WIB

Pertamina Dorong 45 UMKM Binaan Tembus Pasar Global di TEI 2025

Rabu, 15 Oktober 2025 - 23:03 WIB

Menteri Keuangan Optimis Program Perumahan Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5,7 Persen

Berita Terbaru

Kendaraan Palang Merah Internasional bergerak menuju lokasi pembebasan sandera Israel yang ditawan Hamas di Khan Younis, Jalur Gaza, Senin (13/10/2025). Foto: Omar AL-QATTAA / AFP

Internasional

Hamas Serahkan Jenazah Sandera Israel dan Lanjutkan Pencarian di Gaza

Kamis, 16 Okt 2025 - 09:33 WIB