Makassar, albrita.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Makassar kembali terganggu setelah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Panakkukang 02 resmi berhenti beroperasi. Dampaknya, ratusan siswa kehilangan jatah makan gratis dan puluhan pekerja dapur harus kehilangan pekerjaan.
Mitra Badan Gizi Nasional (BGN), Arifin Gassing, menilai penyebab utama masalah ini adalah kebijakan pembatasan anggaran MBG yang hanya dipatok Rp6.500 per porsi. Menurutnya, angka itu tidak sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang sebelumnya menekankan biaya lebih besar demi kualitas gizi yang layak.
“Saya tidak tahu kenapa ditetapkan Rp6.500. Padahal arahan Presiden lebih dari itu,” ujarnya, Senin (29/9).
Akibat penghentian dapur, sebanyak 383 siswa SD Negeri Tamamaung 1 tidak lagi menerima makanan gratis. Kepala sekolah, Basora, mengatakan pihaknya hanya bisa menyarankan siswa membawa bekal dari rumah. “Kami berharap ke depan kebijakan ini lebih jelas dan tidak terputus-putus lagi,” katanya.
Situasi serupa juga dirasakan di SD Negeri Karuwisi 2. Kepala sekolah, Fatmasanra, menyebut dapur MBG diberhentikan lewat surat resmi dari BGN. “Padahal ini program pusat, jadi wajar kalau muncul banyak pertanyaan,” ucapnya.
Tak hanya siswa, puluhan pekerja dapur MBG pun kehilangan penghasilan. “Banyak dari kami hanya bergantung pada dapur ini untuk menghidupi keluarga,” ungkap Nurul Istiqomah, salah satu pekerja.
Kasus terhentinya MBG di Makassar bukan yang pertama. Pada Agustus lalu, penyaluran makanan sempat vakum selama dua pekan. Kini, ratusan siswa kembali terdampak, sementara para pekerja harus mencari cara lain untuk bertahan hidup. (WF*)