Jakarta, albrita.com – Awal 2025, DeepSeek viral di Apple App Store dan Google Play. Chatbot AI ini bersaing dengan ChatGPT dan Google Gemini, menarik perhatian analis dan pakar teknologi.
DeepSeek lahir dari High-Flyer Capital Management, perusahaan investasi China yang memakai AI untuk trading. Liang Wenfeng mendirikan DeepSeek pada 2023 sebagai laboratorium AI independen.
DeepSeek membangun cluster data center sendiri untuk melatih model AI. Mereka menggunakan chip Nvidia H800 karena larangan ekspor AS membatasi akses ke versi H100.
Tim DeepSeek agresif merekrut doktor AI dan talenta dari berbagai bidang. Mereka merilis DeepSeek Coder, LLM, dan Chat pada November 2023.
Popularitas melonjak saat model DeepSeek-V2 hadir musim semi 2024. Model ini menganalisis teks dan gambar dengan biaya lebih murah dari pesaing.
DeepSeek-V3 (Desember 2024) dan model reasoning R1 (Januari 2025) menyaingi GPT-4o dan model eksklusif lain. R1 bisa memeriksa jawaban sendiri sehingga minim kesalahan.
DeepSeek mematuhi regulasi China, sehingga chatbot tidak menjawab pertanyaan sensitif seperti Lapangan Tiananmen atau otonomi Taiwan.
DeepSeek mencatat 16,5 juta kunjungan pada Maret 2025, menjadi platform AI terbesar kedua setelah ChatGPT. Mereka terus merilis model terbaru, termasuk V3.2-exp untuk mengurangi biaya.
DeepSeek menjual produknya murah bahkan gratis. Mereka tidak menerima dana investor, mengandalkan efisiensi internal. Lisensi model cukup longgar sehingga lebih dari 500 model turunan R1 diunduh 2,5 juta kali.
Keberhasilan DeepSeek membuatnya disebut disruptor besar. Kehadirannya mempengaruhi saham Nvidia dan memicu peringatan pemerintah AS. Microsoft menambahkan DeepSeek ke Azure AI Foundry, tetapi melarang karyawan memakai platform ini.
Masa depan DeepSeek penuh tantangan. Pengembangan model AI lanjut dipastikan, namun banyak negara menilai DeepSeek sebagai ancaman, membuat langkah mereka ke depan tidak mudah. (YS*)