Menkeu Purbaya: Dana Rp425 T Harus Diputar, Bukan Disimpan

- Jurnalis

Rabu, 10 September 2025 - 21:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menilai uang pemerintah Rp425 triliun mengendap di BI selama ini menjadi penyebab banyak orang sulit cari kerja. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menilai uang pemerintah Rp425 triliun mengendap di BI selama ini menjadi penyebab banyak orang sulit cari kerja. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)

JAKARTA, albrita.com Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap dana pemerintah sekitar Rp425 triliun selama ini mengendap di Bank Indonesia (BI). Uang itu, kata dia, tidak berputar di masyarakat sehingga ekonomi lesu dan lapangan kerja sulit tercipta.

“Finansial kita agak kering. Makanya 1-2 tahun terakhir orang susah cari kerja, karena ada kesalahan kebijakan moneter dan fiskal,” ujar Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (10/9/2025).

Dana itu berasal dari penerimaan negara, termasuk pajak. Namun, karena tersimpan di BI, dana tak memberi dampak nyata ke masyarakat.

Purbaya berencana menarik Rp200 triliun dari total Rp425 triliun. Ia sudah mendapat restu Presiden Prabowo Subianto. Dana itu akan ditempatkan di bank swasta agar bisa diputar dalam bentuk kredit.

“Saya taruh di bank dalam bentuk rekening pemerintah. Bank tidak akan diamkan uang itu, pasti mencari return lebih tinggi,” jelasnya.

Ia menegaskan kebijakan ini akan memaksa bank lebih agresif menyalurkan kredit. Jika kredit tumbuh, lapangan kerja terbuka dan ekonomi bergerak.

Namun, ia meminta BI tidak menyerap kembali dana yang dipindahkan. “Kalau ditaruh di bank lalu BI serap lagi, sama saja. Jadi BI cukup mendukung fiskal ini,” kata Purbaya.

Baca Juga :  Bahlil Tak Setuju Tambah Kuota BBM untuk SPBU Swasta

Langkah ini masih tahap percobaan. Jika berhasil, pemerintah akan memperluas kebijakan serupa untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Purbaya mengingatkan masalah serupa pernah terjadi di era Presiden Joko Widodo. Saat itu, pertumbuhan uang beredar (M0) stagnan, bahkan sempat nol persen.

“Waktu 2020 saya dipanggil Presiden, beliau bilang pembangunan apa pun tidak bisa menggerakkan ekonomi karena mesin pincang. Hanya pemerintah yang jalan, 90 persen ekonomi berhenti,” tuturnya.

Menurutnya, ekonomi Indonesia sangat bergantung pada konsumsi domestik. Jika perputaran uang terhambat, pembangunan apa pun tak akan berdampak luas.

Purbaya juga mengaitkan masalah dana mengendap ini dengan demonstrasi besar yang terjadi belakangan. Ia menilai protes rakyat muncul karena daya beli lemah dan ekonomi macet.

“Real sector susah, semua sulit. Lalu muncul tagar #IndonesiaGelap. Banyak yang salahkan global, padahal ada kebijakan domestik yang keliru,” ujarnya.

Jika dana Rp200 triliun berhasil diputar lewat perbankan, ia yakin keresahan sosial bisa mereda.

Menurutnya, dana parkir di BI mayoritas berasal dari Sisa Anggaran Lebih (SAL) dan Sisa Lebih Pembayaran Anggaran (SiLPA). Uang itu tercatat aman, tapi tidak bermanfaat langsung bagi masyarakat.

Baca Juga :  Harga Cabai Naik Disejumlah Daerah, Di Sungai Penuh Tembus 80 Ribu

“Ini masalah klasik. Uang ada, tapi tidak dipakai. Kalau tidak bergerak, ekonomi kita pincang,” katanya.

Karena itu, Purbaya menekankan pentingnya sinergi fiskal dan moneter agar uang benar-benar kembali ke sektor riil.

Purbaya optimistis kebijakan ini bisa memberi efek besar. Jika berhasil, ia yakin ekonomi lebih hidup dan pengangguran menurun.

“Kalau percobaan pertama berhasil, kita akan replikasi. Saya yakin ekonomi akan hidup lagi,” tegasnya.

Meski begitu, ia mengakui tantangan cukup besar. Pemerintah harus memastikan dana yang dipindahkan benar-benar masuk ke sektor produktif. Selain itu, pengawasan ketat penting agar stabilitas moneter dan inflasi tetap terjaga.

Jumlah dana yang besar, hingga ratusan triliun, bisa menimbulkan risiko jika tidak dikelola hati-hati. Namun, menurut Purbaya, risiko itu bisa diatasi. Yang terpenting, uang negara tidak lagi diam, melainkan jadi bahan bakar ekonomi.

Publik kini menunggu langkah nyata Kemenkeu di bawah kepemimpinannya. Apakah strategi menggerakkan Rp200 triliun ini bisa membuka lapangan kerja atau justru menimbulkan masalah baru.

Yang jelas, Purbaya menegaskan tekadnya: uang negara tidak boleh hanya mengendap. Harus diputar, digerakkan, dan dikembalikan untuk kepentingan rakyat. (MDA*)

Berita Terkait

Wapres Gibran Blusukan ke Pasar 16 Ilir Palembang
Belanja Sekaligus Edukasi di Jakarta Eco Future Fest 2025
BBM Indonesia Lebih Mahal, Begini Penjelasan PT Pertamina
Emas Galeri24 Ikut Meroket, Sentuh Rp2,15 Juta per Gram
Gubernur Sulut Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen di 2025
Kenaikan Harga Cabai, Beras, dan Daging Ayam Dorong Naiknya Inflasi
Debut Cemerlang, Saham EMAS Melonjak di Hari Pertama IPO
Pendapatan Negara Turun, APBN Defisit Membengkak

Berita Terkait

Kamis, 25 September 2025 - 23:59 WIB

Wapres Gibran Blusukan ke Pasar 16 Ilir Palembang

Kamis, 25 September 2025 - 05:10 WIB

Belanja Sekaligus Edukasi di Jakarta Eco Future Fest 2025

Kamis, 25 September 2025 - 04:10 WIB

BBM Indonesia Lebih Mahal, Begini Penjelasan PT Pertamina

Rabu, 24 September 2025 - 14:10 WIB

Emas Galeri24 Ikut Meroket, Sentuh Rp2,15 Juta per Gram

Rabu, 24 September 2025 - 02:10 WIB

Gubernur Sulut Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen di 2025

Berita Terbaru

Xiaomi 17 Resmi Rilis dengan Baterai 7.000 mAh, Layar Super Terang 3.500 Nits, Sudah Masuk Indonesia Belum Ya? Sumber : Istimewa

Teknologi

Xiaomi 17 Resmi Meluncur, Bawa Fitur Flagship Gahar

Jumat, 26 Sep 2025 - 11:10 WIB

Misi Perdamaian PBB: Polri Kirim Satgas FPU 7 MINUSCA ke Republik Afrika Tengah Sumber : istimewa - Dok Polri

Nasional

Polri Kirim FPU 7 MINUSCA ke Afrika Tengah

Jumat, 26 Sep 2025 - 09:10 WIB

Antusiasme siswa SDN 04 Cipinang Melayu, menyambut kedatangan Makan Bergizi Gratis (MBG), sebanyak 698 box di bagikan, Jakarta, Kamis (25/9/2025) Sumber : tvOnenews.com/Julio Saputra

Nasional

Respons Seru Siswa SDN 04 Cipinang Terhadap Menu MBG

Jumat, 26 Sep 2025 - 08:10 WIB

Andre Rosiade Tegaskan UU Nomor 1 Tahun 2025 Bukan Lindungi Direksi BUMN Korupsi: Kalau Maling, Tangkap! Sumber : istimewa - antaranews

Nasional

Andre Rosiade: Kalau Maling di BUMN, Tangkap Saja!

Jumat, 26 Sep 2025 - 07:10 WIB

Hal ini disampaikan Kapoksi Pengawasan Pupuk Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Henry Y Rahman, saat diskusi publik di Gedung Ombudsman RI, Jakarta, Kamis (25/9/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan

Pertanian

Kementan Naikkan Margin Distributor dan Pengecer Pupuk

Jumat, 26 Sep 2025 - 06:10 WIB