Ekspor Batik Pekalongan Baru 20 Persen, ASEAN Jadi Pasar Utama

- Jurnalis

Jumat, 3 Oktober 2025 - 06:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pembuatan batik Pekalongan Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra

Pembuatan batik Pekalongan Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra

Pekalongan, albrita.comEkspor batik asal Kota Pekalongan hingga saat ini baru menyentuh sekitar 20 persen dari total produksi. Pasar utama yang paling banyak menyerap batik Pekalongan adalah Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Wali Kota Pekalongan, H.A Afzan Arslan Djunaid, menjelaskan bahwa sebagian besar batik masih terserap pasar domestik karena dinilai lebih stabil. Meski demikian, minat dari pasar internasional perlahan mulai berkembang.

“Untuk pasar ekspor kita memang masih di angka 20 persen, sementara sisanya terserap dalam negeri,” ujar Afzan usai menghadiri Indonesia Batik Outlook & Launching Festival Batik 3 Kota 2025 di Gedung Smesco, Jakarta, Jumat (3/10).

Baca Juga :  Bea Cukai Sita Mesin Rokok Ilegal di Jateng, Rugikan Negara Rp220 Miliar

Menurut Afzan, batik Pekalongan juga mulai dilirik konsumen Eropa, meski masih terbatas. Produk sarung khas Pekalongan bahkan cukup diminati di kawasan Timur Tengah. Sementara itu, pasar Afrika lebih menyukai batik dengan warna-warna cerah.

Ia menambahkan, tren penjualan batik saat ini sudah membaik pasca pandemi. Keterlibatan generasi muda, baik milenial maupun Gen Z, menjadi faktor yang ikut mendorong perkembangan industri batik. Pemerintah daerah pun rutin mengadakan lomba desain batik untuk melibatkan mereka.

Dukungan juga datang dari pemerintah pusat, baik Kementerian UMKM maupun Kementerian Luar Negeri, yang terus membuka akses pasar baru lewat keikutsertaan pada sejumlah pameran internasional seperti di Dubai dan Jerman.

Baca Juga :  Fatma Saifullah Yusuf Dorong Karya Anak Disabilitas Yogyakarta

Meski industri tekstil nasional sempat terkendala pasokan bahan baku akibat penutupan pabrik, Afzan menyebut Pekalongan masih relatif aman karena memiliki sentra tekstil dan produsen pewarna batik. Saat ini, daerah tersebut juga tengah mengembangkan batik berbasis pewarna alami, meski masih menghadapi tantangan dari sisi warna yang kurang cerah.

“Kita ingin warna batik alami ini ke depan bisa lebih cerah dan diminati anak muda. Meski Pekalongan punya motif khas, kami tetap mendorong setiap daerah mengembangkan motif sendiri agar kekayaan batik Indonesia semakin beragam,” pungkas Afzan. (WF*)

Berita Terkait

ASDP Bersama KPK Perkuat Integritas BUMN
Fatma Saifullah Yusuf Dorong Karya Anak Disabilitas Yogyakarta
Menkeu Belum Putuskan Cukai Rokok 2026, Industri Tunggu Kepastian
Harga Emas Cetak Rekor, Investasi Digital Kian Diminati
Gen Z Bisa Jadi Sultan Rp50 Miliar, Ini Trik Investasi ala Menkeu Purbaya
Mediasi ESDM, Pertamina, dan Swasta Soal BBM Etanol
Bea Cukai Sita Mesin Rokok Ilegal di Jateng, Rugikan Negara Rp220 Miliar
Tabungan Bersama, Angin Segar Permodalan Tanpa Bunga untuk UMKM

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 03:00 WIB

ASDP Bersama KPK Perkuat Integritas BUMN

Senin, 6 Oktober 2025 - 01:30 WIB

Fatma Saifullah Yusuf Dorong Karya Anak Disabilitas Yogyakarta

Minggu, 5 Oktober 2025 - 02:10 WIB

Menkeu Belum Putuskan Cukai Rokok 2026, Industri Tunggu Kepastian

Minggu, 5 Oktober 2025 - 01:36 WIB

Harga Emas Cetak Rekor, Investasi Digital Kian Diminati

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 07:44 WIB

Gen Z Bisa Jadi Sultan Rp50 Miliar, Ini Trik Investasi ala Menkeu Purbaya

Berita Terbaru

Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Teddy Indra Wijaya di Bandara Orly, Paris, Prancis, Selasa (15/7/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan

Nasional

Prabowo Tegaskan Percepatan Program Makan Bergizi

Senin, 6 Okt 2025 - 05:00 WIB

Ilustrasi kapal ASDP. Foto: Dok. ASDP

Bisnis

ASDP Bersama KPK Perkuat Integritas BUMN

Senin, 6 Okt 2025 - 03:00 WIB