Lampung, albrita.com – Otoritas Amerika Serikat menunda ekspor cengkih dari Indonesia setelah menemukan dugaan cemaran radioaktif Cesium-137 (Cs-137). Beberapa bahan baku cengkih berasal dari Lampung.
Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Lampung, Donni Muksydayan, menyatakan Satgas pusat menangani kasus ini. Satgas terdiri dari Bapeten, BPOM, BRIN, dan Kementerian Koordinator Bidang Pangan. “Kami turun ke lapangan, menemui pelaku usaha, dan menelusuri asal cengkih,” kata Donni, Rabu (22/10).
Otoritas AS mendeteksi cemaran radioaktif saat melakukan pemeriksaan di perbatasan. Donni menambahkan, protokol ekspor sebelumnya hanya mengatur keamanan pangan, bukan pemeriksaan radioaktif. “Kami menghormati hasil pemeriksaan di sana dan menunda ekspor cengkih ke Amerika untuk sementara,” ujarnya.
Pihak ekspor mengirim cengkih tercemar dari Surabaya, tetapi beberapa bahan baku berasal dari Lampung. Tim Satgas kini menelusuri sumber cengkih dari Lampung dan Jawa Tengah untuk memastikan asal kontaminasi. Donni menegaskan Bapeten memimpin penelusuran, sementara pihaknya tetap berkoordinasi.
Satgas memeriksa udang yang diekspor ke AS. Hasil awal menunjukkan udang asal Lampung aman. “Kami tetap memeriksa udang karena produk itu diekspor melalui Jakarta,” jelas Donni.
Donni menegaskan, meski pemeriksaan radioaktif belum termasuk kewenangan Karantina, pihaknya siap menjalankan jika pemerintah menambahkan persyaratan ekspor bebas cemaran radioaktif. “Kalau aturan itu berlaku, kami siap melaksanakannya,” tegasnya. (AW*)









