Kerinci – albrita.com–Jumat sore (5/9/2025), suasana Desa Siulak Deras, Kecamatan Gunung Kerinci, berubah menjadi lautan kepanikan. Asap hitam pekat membubung tinggi, disusul kobaran api yang melahap rumah demi rumah. Dalam waktu singkat, empat rumah warga rata dengan tanah.
“Semua habis… hanya pakaian di badan yang tersisa,” ucap seorang ibu sambil menangis, memeluk anaknya yang masih terisak ketakutan.
Warga berlarian menyelamatkan diri, sebagian berusaha menyelamatkan barang berharga, namun kobaran api terlalu cepat. Rumah-rumah yang sebagian besar berbahan kayu membuat api semakin mudah menjalar. Teriakan histeris terdengar bersahut-sahutan, sementara suara letupan dari atap seng menambah kepanikan.
Tiga unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan, petugas bersama warga berjuang keras menjinakkan si jago merah. Bupati Kerinci, Monadi, turut hadir di lokasi, menyaksikan langsung betapa pilunya para korban kehilangan tempat tinggal.
Syukurlah, tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Hingga kini, penyebab kebakaran masih belum diketahui.
Kini yang tersisa hanyalah puing-puing hangus dan sisa arang yang masih mengepul. Empat keluarga korban terpaksa menumpang di rumah sanak saudara. Meski api sudah padam, air mata dan kesedihan belum juga kering di wajah mereka.
“Kami tidak tahu harus bagaimana. Yang penting sekarang bisa bertahan, semoga ada bantuan untuk membangun lagi,” ujar seorang bapak korban kebakaran dengan suara lirih.
Di balik musibah ini, warga Siulak Deras kembali belajar arti kebersamaan. Meski dilanda duka, mereka bahu-membahu memberikan bantuan, setidaknya agar para korban tidak merasa sendirian menghadapi ujian berat ini.
Kini, harapan terbesar bagi para korban adalah uluran tangan dari berbagai pihak. Sedikit kepedulian akan sangat berarti untuk membantu mereka bangkit dari puing-puing yang tersisa. Sebab, musibah ini bukan hanya luka bagi empat keluarga, melainkan juga duka bersama yang layak disembuhkan dengan solidaritas dan kasih sayang. (al)