Kuala Lumpur, albrita.com — Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan kecaman keras terhadap tindakan Israel yang menghentikan pelayaran kemanusiaan Global Sumud Flotilla di perairan internasional. Insiden tersebut berujung pada penangkapan ratusan aktivis, termasuk belasan warga negara Malaysia.
Dalam pernyataannya, Anwar menilai aksi Israel tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Ia menegaskan bahwa konvoi flotilla tersebut hadir sebagai simbol solidaritas dunia terhadap rakyat Palestina yang masih hidup di bawah blokade.
“Blokade terhadap misi kemanusiaan merupakan bentuk penghinaan terhadap nurani global. Flotilla membawa pesan kasih sayang dan harapan bagi warga Gaza yang terisolasi,” kata Anwar dalam unggahannya di media sosial, Kamis (2/10).
Anwar menambahkan, pemerintah Malaysia akan menggunakan jalur diplomasi dan instrumen hukum yang tersedia untuk menuntut pertanggungjawaban Israel, terutama menyangkut keselamatan 12 warganya yang ditahan.
Di sisi lain, juru bicara Global Sumud Flotilla, Saif Abukeshek, membenarkan bahwa 13 kapal berhasil dicegat pasukan laut Israel. Dari operasi tersebut, lebih dari 200 aktivis dari 37 negara ditahan, termasuk rombongan dari Spanyol, Italia, Turki, serta Malaysia.
Meski begitu, Abukeshek memastikan bahwa misi pelayaran belum berakhir. Sekitar 30 kapal lain masih melanjutkan perjalanan menuju Gaza, dengan tekad mematahkan blokade yang telah berlangsung bertahun-tahun.
“Mereka tetap berkomitmen untuk mencapai pantai Gaza. Semangat para aktivis tidak surut meskipun rekan mereka telah ditahan,” ujar Abukeshek.
Insiden ini menambah panjang daftar ketegangan di wilayah tersebut, sekaligus menyoroti kembali tekanan global terhadap Israel untuk menghentikan blokade Gaza yang dinilai memperburuk krisis kemanusiaan. (WF*)