Sidoarjo, albrita.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan seluruh biaya pengobatan korban robohnya mushola Ponpes Al-Khoziny ditanggung Pemprov, terutama bagi yang dirawat di rumah sakit non-RSUD. “Tidak ada biaya yang dibebankan ke keluarga korban,” tegas Khofifah, Selasa (30/9).
Bagi pasien yang dirawat di RSUD Sidoarjo, biaya ditanggung Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Tim medis dan Emergency Medical Team (EMT) dari berbagai rumah sakit sudah diterjunkan untuk pertolongan pertama dan rujukan. Semua rumah sakit siap menerima korban sehingga pelayanan medis berjalan lancar.
Pemprov juga membuka Crisis Center di lokasi ponpes untuk memudahkan wali santri mendapatkan informasi kondisi anak-anak mereka. “Crisis Center ini diisi tim lintas instansi dan pengasuh pondok untuk menjawab pertanyaan wali santri,” kata Khofifah.
Hingga Selasa siang, tercatat 98 santri menjadi korban dan dirawat di RSUD Sidoarjo, RSI Siti Hajar, dan RS Delta Surya. Korban meninggal dunia bertambah menjadi tiga orang, yaitu Maulana Alfan Ibrahim (15) asal Kalianyar Kulon Surabaya, Mochammad Mashudulhaq (14) asal Dukuh Pakis Surabaya, dan Muhammad Soleh (22) asal Tanjung Pandan, Bangka Belitung.
Pihak ponpes bersama Pemprov melakukan pendataan ulang santri untuk memastikan tidak ada korban yang tertinggal. Langkah ini dilakukan agar keluarga merasa tenang dan semua korban mendapatkan perawatan optimal.
Khofifah juga meminta masyarakat tidak menyebarkan informasi hoaks terkait musibah ini. “Kami berharap semua pihak bersabar dan mengikuti informasi resmi dari Pemprov dan pihak ponpes,” ujarnya.
Pihak keamanan dan relawan terus melakukan pemantauan di lokasi untuk mencegah kepanikan. Sementara tim SAR masih memastikan kondisi bangunan agar tidak terjadi ambruk susulan. (YS*)