Beirut, albrita.com – Hizbullah menegaskan bahwa mereka berhak membela diri terhadap Israel dan menolak semua negosiasi politik dengan negara itu. Pernyataan ini muncul setelah Israel memperingatkan akan meningkatkan operasi militernya di Lebanon.
Hizbullah menyatakan, “Kami menegaskan hak sah untuk membela diri melawan musuh yang memaksakan perang terhadap negara kami dan terus menyerang.” Kelompok yang didukung Iran itu menegaskan bahwa negosiasi politik semacam itu tidak menguntungkan kepentingan nasional Lebanon.
Pemerintah Lebanon mengadakan perundingan malam ini untuk meninjau strategi pelucutan senjata Hizbullah. Pemerintah juga menegaskan komitmennya pada gencatan senjata yang mereka sepakati dengan Israel pada November 2024.
Meski berlaku gencatan senjata, pasukan Israel tetap menempati lima wilayah Lebanon selatan dan rutin menyerang. Pemerintah Lebanon meminta militer menyusun rencana untuk melucuti senjata Hizbullah, tetapi Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menuding Presiden Lebanon Joseph Aoun menunda pelaksanaan rencana itu.
Katz menegaskan, “Pemerintah Lebanon harus melucuti Hizbullah dan menyingkirkan kelompok ini dari Lebanon selatan. Kami akan menegakkan hukum secara maksimal dan memastikan penduduk di utara tetap aman.”
Pada September 2024, pasukan Israel menembak dan membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, bersama beberapa pemimpin senior lainnya. Sejak gencatan senjata, Amerika Serikat menekan otoritas Lebanon untuk membubarkan Hizbullah. Dalam beberapa pekan terakhir, Israel meningkatkan serangannya di Lebanon untuk menargetkan kelompok itu. (MDA*)









