Hun Sen Tuduh Thailand Putar “Suara Hantu” di Perbatasan Kamboja

- Jurnalis

Rabu, 22 Oktober 2025 - 09:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi sound system. Foto: crazy82/Shutterstock

Ilustrasi sound system. Foto: crazy82/Shutterstock

Phnom Penh, albrita.com — Presiden Senat Kamboja Hun Sen menuduh Thailand memutar suara bernada tinggi di perbatasan yang masih disengketakan. Ia menyebut suara itu menimbulkan ketegangan baru setelah kedua negara sepakat melakukan gencatan senjata.

Hun Sen menjelaskan, Komisi HAM Kamboja sudah mengirim surat kepada Komisioner Tinggi PBB Volker Türk. Surat itu meminta penyelidikan terhadap suara keras yang mengganggu warga di sekitar perbatasan.

Sejak 10 Oktober, warga mendengar suara tangisan anak, lolongan anjing, deru helikopter, hingga gemerincing rantai setiap malam. Komisi HAM menilai suara tersebut menyebabkan gangguan tidur dan kecemasan pada warga.

Baca Juga :  Donald Trump Tiba di Malaysia untuk KTT ASEAN ke-47, Sempat Joget dengan PM Anwar Ibrahim

Sebelumnya, Kamboja dan Thailand menyetujui gencatan senjata pada Juli. Perjanjian itu mengakhiri bentrokan selama lima hari yang menewaskan 40 orang dan memaksa ribuan warga mengungsi. Namun, situasi di lapangan tetap tegang.

Hun Sen mengatakan sudah berbicara dengan Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi terkait dugaan serangan suara. Ia juga berterima kasih kepada Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim atas bantuan mediasi.

Koalisi Hak Anak Kamboja menilai suara keras dari Thailand merusak kesehatan mental anak-anak. Direktur Eksekutif Yan Lay menjelaskan, suara menakutkan membuat anak sulit tidur, panik, dan tidak fokus belajar.

Baca Juga :  23 WN Malaysia yang Ditahan Israel Dipulangkan Lewat Turki

Menurut laporan The Nation, influencer Thailand Kannawat Pongpaibulwech mengaku bertanggung jawab atas pemutaran suara keras itu. Ia mengklaim mendapat izin dari Angkatan Darat Thailand untuk mengusir warga Kamboja di wilayah perbatasan.

Bentrokan bersenjata sebelumnya terjadi di sekitar kuil kuno Ta Moan Thom, Provinsi Surin, Thailand. Pertempuran itu kemudian menyebar ke wilayah lain dan menimbulkan korban di kedua pihak.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim akhirnya menengahi kedua negara pada 28 Juli. Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga menghubungi para pemimpin Thailand dan Kamboja untuk mendorong perdamaian. (MDA*)

Berita Terkait

Donald Trump Tiba di Malaysia untuk KTT ASEAN ke-47, Sempat Joget dengan PM Anwar Ibrahim
Trump Tolak Bertemu Putin karena Belum Ada Kepastian Perdamaian Ukraina
Timor Leste Resmi Jadi Anggota ke-11 ASEAN di KTT Malaysia
Trump Tiba di Malaysia, Jadi Penengah Konflik Thailand–Kamboja
WNI Didakwa Bunuh Istri di Hotel Singapura, Terancam Hukuman Mati
Italia Catat 4.400 Korban Pelecehan Pastor Sejak 2020, Paus Leo XIV Tuntut Transparansi Gereja
Presiden Ekuador Daniel Noboa Nyaris Diracun di Acara Publik
Israel Gempur Lebanon Timur dan Selatan, Empat Orang Tewas Termasuk Lansia

Berita Terkait

Minggu, 26 Oktober 2025 - 11:33 WIB

Donald Trump Tiba di Malaysia untuk KTT ASEAN ke-47, Sempat Joget dengan PM Anwar Ibrahim

Minggu, 26 Oktober 2025 - 10:03 WIB

Trump Tolak Bertemu Putin karena Belum Ada Kepastian Perdamaian Ukraina

Minggu, 26 Oktober 2025 - 09:33 WIB

Timor Leste Resmi Jadi Anggota ke-11 ASEAN di KTT Malaysia

Minggu, 26 Oktober 2025 - 08:01 WIB

Trump Tiba di Malaysia, Jadi Penengah Konflik Thailand–Kamboja

Minggu, 26 Oktober 2025 - 04:10 WIB

WNI Didakwa Bunuh Istri di Hotel Singapura, Terancam Hukuman Mati

Berita Terbaru

Petugas evakuasi mayat pria terlilit jaket di Sungai Gempol, Indramayu. Foto: Dok. Istimewa

Daerah

Mayat Pria Ditemukan Mengambang di Sungai Gempol, Indramayu

Minggu, 26 Okt 2025 - 12:33 WIB