Padang Panjang, albrita.com–Di tengah maraknya aksi unjukrasa di berbagai daerah di tanah air, dua tokoh agama dari Kota Padang Panjang secara terpisah, mengimbau masyarakat tetap tenang menjaga kondusi daerah. Tidak mudah terprovokasi.
Semangat kebersamaan serta kearifan lokal diyakini menjadi benteng yang kokoh agar suasana sejuk dan damai tetap terpelihara.
“Padang Panjang dan umumnya Sumatra Barat sejak dulu dikenal sebagai daerah aman dan damai. Masyarakatnya ramah, dan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman serta adat basandi syarak. Jangan sampai ketenangan tercoreng dengan hal-hal yang merugikan kita bersama,” kata Buya H. Hamidi Labai nan Sati, tokoh masyarakat sekaligus mantan Ketua DPRD Padang Panjang, Selasa (2/9).
Hamidi yang juga dikenal sebagai da’i menegaskan, menyampaikan aspirasi adalah hak setiap warga negara sebagaimana diatur dalam undang-undang. Namun hal itu dapat dilakukan secara tertib, tidak anarkis, dan tidak menimbulkan keresahan.
“Kalau demonstrasi sampai anarkis justru merugikan orang banyak. Silahkan menyampaikan tuntutan, tapi harus ada izin kepolisian, titik kumpul yang jelas, serta penanggung jawabnya. Dengan begitu aspirasi akan tersampaikan dengan baik,” tambah Hamidi.
Buya Hamidi juga mengingatkan para pemangku kebijakan di legislatif maupun eksekutif agar sungguh-sungguh mendengar aspirasi rakyat.
“Aspirasi itu didengar, dicatat, dipelajari, lalu ditindaklanjuti. Kalau masyarakat sudah menyampaikan, tentu mereka ingin ada solusi,” tegasnya.
Senada dengan Hamidi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang Panjang, Buya Zulhamdi menekankan pentingnya etika dalam menyampaikan pendapat di ruang publik.
“Penyampaian aspirasi adalah hak setiap warga negara, tetapi harus dilakukan dengan santun, tidak anarkis, apalagi sampai merusak fasilitas umum. Kita harus jadi teladan bahwa menyampaikan pendapat bisa dilakukan dengan damai,” katanya.
Buya Zulhamdi menambahkan, semangat silaturahmi dan kebersamaan yang menjadi ciri khas masyarakat Padang Panjang harus terus dirawat.
“Mari jaga kota kita, jangan sampai terprovokasi. Padang Panjang harus tetap jadi kota yang sejuk, baik cuacanya maupun suasana sosialnya,” imbuh Buya Zulhamdi.
Diketahui, dalam beberapa pekan terakhir sejumlah kota di Indonesia dilanda gelombang aksi unjuk rasa yang dipicu berbagai isu, hingga menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi. Pemerintah pusat telah merespon dengan menyiapkan paket kebijakan sebagai tindak lanjut atas keresahan masyarakat.
Harapannya, imbauan para tokoh agama Kota Serambi Mekah ini menjadi pengingat bagi masyarakat agar senantiasa menjaga keamanan, ketertiban, dan kedamaian di Padang Panjang. (syam)