Jakarta, albrita.com – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan generasi muda agar tidak terburu-buru dalam mengelola uang. Ia menilai banyak anak muda yang terjebak fenomena fear of missing out atau fomo saat melihat tren investasi. Menurutnya, keputusan finansial tidak bisa hanya ikut-ikutan, melainkan harus berdasarkan pemahaman yang jelas.
Dalam keterangannya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 16 September 2025, Purbaya menyebut cerita sukses orang lain sering membuat anak muda tergoda. Padahal, setiap instrumen memiliki risiko berbeda. Tanpa pengetahuan, kerugian justru lebih mungkin terjadi.
Ia menekankan pentingnya literasi keuangan sejak dini. Anak muda sebaiknya mulai membiasakan diri mencatat pemasukan, mengatur pengeluaran, dan menyisihkan tabungan. Setelah itu, barulah belajar investasi agar lebih siap menghadapi risiko.
Purbaya juga menyinggung pola konsumsi. Menurutnya, belanja bukan hal yang salah. Masyarakat bebas membeli barang murah maupun mahal, asalkan sesuai kemampuan. Yang berbahaya adalah berutang hanya demi mengikuti gaya hidup.
Ia menjelaskan, utang produktif masih bisa dipahami, misalnya untuk pendidikan atau usaha. Namun, jika digunakan membeli barang mewah atau sekadar menjaga gengsi, hal itu bisa menjadi beban di kemudian hari.
Lebih jauh, Purbaya mengingatkan gaya hidup konsumtif dapat menghambat kesejahteraan. Generasi muda diminta tidak hanya mencari kesenangan sesaat, tetapi juga memikirkan masa depan. Hidup hemat, menabung, dan berinvestasi dengan cerdas menjadi kunci.
Menurutnya, kesuksesan finansial bukan semata soal besar penghasilan. Yang lebih penting adalah cara mengelola uang. Penghasilan kecil dengan manajemen baik bisa bermanfaat, sementara penghasilan besar tanpa pengaturan akan cepat habis.
Ia percaya generasi muda Indonesia mampu tumbuh sebagai kelompok produktif yang mandiri secara finansial. Dengan disiplin dan pemahaman, anak muda bisa terhindar dari jebakan tren sesaat dan lebih fokus pada tujuan jangka panjang.
Sebagai penutup, Purbaya menegaskan bahwa masa depan keuangan bangsa ada di tangan generasi muda. Semakin bijak mereka mengatur uang sejak sekarang, semakin kuat pula pondasi ekonomi pribadi dan nasional ke depannya. (MD*)