Ribuan Warga Australia Gelar Demonstrasi Besar-besaran

- Jurnalis

Senin, 15 September 2025 - 09:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Demo besar-besaran di Kota Melbourne, Australia. (AFP/WILLIAM WEST)

Demo besar-besaran di Kota Melbourne, Australia. (AFP/WILLIAM WEST)

Jakarta, albrita.com – Ribuan orang di Australia turun ke jalan pada Sabtu (13/9) dalam demonstrasi besar-besaran yang digelar hampir serentak di berbagai negara bagian. Aksi ini menambah daftar panjang gelombang protes yang sebelumnya juga terjadi di Nepal dan Prancis.

Massa berasal dari berbagai kalangan, mulai dari kelompok progresif hingga sayap kanan. Mereka membawa isu beragam, mulai dari rasisme, hak masyarakat adat, imigrasi, energi terbarukan, hingga politik internasional.

Kota Melbourne menjadi salah satu titik utama. Ribuan orang memadati kawasan Stasiun Flinders Street sambil membawa bendera Aborigin dan Palestina. Polisi dikerahkan untuk menjaga keamanan karena jumlah massa yang sangat besar.

Pemicu utama aksi di Melbourne adalah insiden penyerangan kamp komunitas First Nations di Kings Domain dua pekan lalu. Serangan itu dipimpin Thomas Sewell, tokoh Neo-Nazi yang kini sudah ditahan. Kasus tersebut memicu kemarahan publik dan mendorong mobilisasi massa.

Selain menolak rasisme, massa di Melbourne juga menyerukan solidaritas untuk Palestina. Sejumlah peserta menggelar aksi di depan Gedung Parlemen dengan tuntutan tambahan, mulai dari penolakan praktik korupsi hingga kritik terhadap kebijakan energi.

Di Sydney, ibu kota New South Wales, lebih dari tiga ribu orang berkumpul di sekitar Town Hall dan Hyde Park. Mereka mendengarkan orasi dari berbagai tokoh yang menyuarakan tuntutan berbeda.

Baca Juga :  Ribuan Personel Amankan Aksi Demo Buruh di DPR RI Hari Ini

Kelompok sayap kanan mengusung isu anti-vaksin, anti-imigrasi, penolakan terhadap sistem pembayaran cashless, serta agenda konservatif lainnya. Namun, massa tandingan hadir dengan pesan sebaliknya. Mereka menolak rasisme, fasisme, dan kebangkitan neo-nazi yang dianggap makin berbahaya.

Suasana demonstrasi pun penuh dinamika. Meski ada perbedaan ideologi yang tajam, sejauh ini aksi di Sydney berlangsung damai dengan pengamanan ketat polisi.

Gelombang aksi juga terjadi di kota lain. Di Brisbane, Adelaide, Hobart, Perth, Canberra, hingga Darwin, ribuan orang menggelar protes. Bentuknya bervariasi, mulai dari long march, orasi, hingga aksi simbolis mengheningkan cipta.

Momen hening tersebut dilakukan untuk mengenang korban rasisme maupun tokoh yang dianggap penting. Hal ini menunjukkan bahwa demonstrasi tidak hanya berisi teriakan tuntutan, tetapi juga ekspresi solidaritas.

Isu internasional juga memengaruhi jalannya aksi. Salah satu yang mencuat adalah kematian Charlie Kirk, aktivis sayap kanan sekaligus loyalis Donald Trump. Penembakan terhadap Kirk menjadi bahan sorotan kelompok konservatif di Australia.

Beberapa peserta aksi terlihat mengibarkan bendera, membawa spanduk, hingga melakukan hening cipta untuk mengenang Kirk. Fenomena ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh politik Amerika Serikat terhadap opini publik di Australia.

Baca Juga :  AS Diduga Danai Demo Berdarah di Nepal Senilai Rp14 Triliun

Meski digelar serentak, tuntutan massa tidak seragam. Ada kelompok yang menyoroti hak masyarakat Aborigin, ada yang menuntut penghentian diskriminasi, sementara kelompok lain mengangkat isu Palestina.

Di sisi berbeda, kelompok konservatif menentang energi terbarukan, memprotes vaksinasi, dan mengkritisi sistem pembayaran modern. Keragaman ini mencerminkan kompleksitas politik Australia saat ini.

Hingga kini, pemerintah federal belum mengeluarkan pernyataan resmi soal demonstrasi. Aparat kepolisian menegaskan kesiapan mereka menjaga keamanan dan mencegah bentrokan.

Polisi mengakui tantangan besar karena aksi melibatkan kelompok dengan pandangan politik yang bertolak belakang. Namun, sejauh ini demonstrasi berjalan relatif damai meski tensi di lapangan cukup tinggi.

Gelombang protes 13 September menjadi gambaran nyata kondisi sosial politik Australia. Perdebatan publik tidak hanya fokus pada isu domestik seperti korupsi, imigrasi, dan energi, tetapi juga dipengaruhi isu global.

Situasi ini menunjukkan Australia berada di persimpangan penting. Di satu sisi ada tuntutan memperkuat demokrasi, keadilan sosial, dan solidaritas lintas bangsa. Di sisi lain, sayap kanan semakin berani menyuarakan agendanya.

Bagi pemerintah, tantangan besar adalah menjaga keseimbangan antara kebebasan berpendapat dengan stabilitas sosial. Jika tidak ditangani dengan bijak, perpecahan masyarakat bisa semakin dalam dan berbahaya. (MD*)

Berita Terkait

Gardens by the Bay Hadirkan 6.000 Bunga Khas Swiss
Topan Super Ragasa Terjang Hong Kong, Sekolah Ditutup
Trump Undang Prabowo ke PBB, Fokus Akhiri Perang Gaza
Eropa Akui Palestina, Hamas Buka Suara
Reformasi BBM Malaysia: Subsidi Fokus ke Warga Lokal
Menlu RI Soroti Risiko Pekerja Kemanusiaan di Konflik
Inggris Resmi Akui Palestina, Perbarui Peta Wilayah
Macron Tolak Bukaan Kedutaan Sebelum Sandera Bebas

Berita Terkait

Rabu, 24 September 2025 - 16:10 WIB

Gardens by the Bay Hadirkan 6.000 Bunga Khas Swiss

Rabu, 24 September 2025 - 12:10 WIB

Topan Super Ragasa Terjang Hong Kong, Sekolah Ditutup

Rabu, 24 September 2025 - 11:21 WIB

Trump Undang Prabowo ke PBB, Fokus Akhiri Perang Gaza

Selasa, 23 September 2025 - 13:10 WIB

Eropa Akui Palestina, Hamas Buka Suara

Senin, 22 September 2025 - 20:10 WIB

Reformasi BBM Malaysia: Subsidi Fokus ke Warga Lokal

Berita Terbaru

Xiaomi 17 Resmi Rilis dengan Baterai 7.000 mAh, Layar Super Terang 3.500 Nits, Sudah Masuk Indonesia Belum Ya? Sumber : Istimewa

Teknologi

Xiaomi 17 Resmi Meluncur, Bawa Fitur Flagship Gahar

Jumat, 26 Sep 2025 - 11:10 WIB

Misi Perdamaian PBB: Polri Kirim Satgas FPU 7 MINUSCA ke Republik Afrika Tengah Sumber : istimewa - Dok Polri

Nasional

Polri Kirim FPU 7 MINUSCA ke Afrika Tengah

Jumat, 26 Sep 2025 - 09:10 WIB

Antusiasme siswa SDN 04 Cipinang Melayu, menyambut kedatangan Makan Bergizi Gratis (MBG), sebanyak 698 box di bagikan, Jakarta, Kamis (25/9/2025) Sumber : tvOnenews.com/Julio Saputra

Nasional

Respons Seru Siswa SDN 04 Cipinang Terhadap Menu MBG

Jumat, 26 Sep 2025 - 08:10 WIB

Andre Rosiade Tegaskan UU Nomor 1 Tahun 2025 Bukan Lindungi Direksi BUMN Korupsi: Kalau Maling, Tangkap! Sumber : istimewa - antaranews

Nasional

Andre Rosiade: Kalau Maling di BUMN, Tangkap Saja!

Jumat, 26 Sep 2025 - 07:10 WIB

Hal ini disampaikan Kapoksi Pengawasan Pupuk Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Henry Y Rahman, saat diskusi publik di Gedung Ombudsman RI, Jakarta, Kamis (25/9/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan

Pertanian

Kementan Naikkan Margin Distributor dan Pengecer Pupuk

Jumat, 26 Sep 2025 - 06:10 WIB