Probolinggo, albrita.com – Kecelakaan maut terjadi di jalur wisata Gunung Bromo, tepatnya di Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Minggu, 14 September 2025. Sebuah bus pariwisata yang mengangkut rombongan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember beserta keluarga mengalami musibah nahas.
Bus dengan nomor polisi P 7221 UG tersebut membawa total 52 penumpang. Saat melintas di jalan menurun dan berkelok di lereng gunung, kendaraan diduga mengalami rem blong. Sang sopir tidak mampu mengendalikan laju bus hingga akhirnya menabrak pembatas jalan.
Benturan keras itu membuat sebagian besar penumpang panik. Beberapa terlempar dari kursi, bahkan ada yang tergencet badan bus. Situasi di lokasi kejadian langsung mencekam.
Berdasarkan data sementara, delapan orang meninggal dunia. Tujuh korban tewas di tempat kejadian, sedangkan satu lainnya mengembuskan napas terakhir setelah sempat dirawat di RSUD Tongas, Probolinggo.
Selain korban jiwa, puluhan penumpang lain mengalami luka-luka. Sebagian hanya luka ringan, namun ada belasan yang menderita cedera cukup serius. Dua di antaranya dalam kondisi kritis sehingga harus mendapat perawatan intensif di RSUD Dr. Muhammad Saleh dan RSUD Tongas.
Petugas kepolisian bersama tim medis segera mengevakuasi korban. Proses evakuasi sempat berlangsung dramatis karena posisi bus yang ringsek di bagian depan menyulitkan tim penyelamat untuk mengevakuasi penumpang yang terjebak.
Korban selamat maupun meninggal sempat dilarikan ke lima fasilitas kesehatan berbeda di wilayah Probolinggo. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat penanganan darurat mengingat jumlah korban yang cukup banyak.
Pada malam harinya, seluruh korban dipusatkan di RSUD Dr. Muhammad Saleh, Kota Probolinggo. Di sana, tim medis melakukan pemeriksaan ulang dan pendataan menyeluruh sebelum para korban dipulangkan ke Jember.
Evakuasi jenazah dan korban luka ke Jember dilakukan secara besar-besaran. Sebanyak 23 mobil ambulans disiapkan untuk konvoi menuju Jember. Konvoi tersebut berlangsung pada Minggu malam hingga Senin dini hari.
Direktur RS Bina Sehat Jember, dr. Faida, ikut turun langsung ke Probolinggo. Ia menegaskan pihak rumah sakit akan mendampingi seluruh korban beserta keluarganya. Faida juga mengklarifikasi bahwa acara wisata ini merupakan kegiatan pribadi karyawan beserta keluarga, bukan program resmi rumah sakit.
“Ini murni acara rekreasi karyawan dan keluarga mereka. Kami dari pihak rumah sakit turut berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah ini,” ujarnya.
Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana menyatakan penyebab sementara kecelakaan diduga akibat rem blong. Namun, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Sopir bus akan dimintai keterangan setelah kondisinya membaik.
Tim lalu lintas juga berencana melakukan uji kelayakan terhadap bus yang terlibat kecelakaan. Hal ini penting untuk memastikan apakah kendaraan layak jalan atau mengalami masalah teknis sejak sebelum berangkat.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Probolinggo memberikan dukungan penuh dalam proses evakuasi. Mereka menurunkan tenaga medis tambahan serta menyiapkan posko informasi bagi keluarga korban yang datang ke lokasi.
Masyarakat sekitar Desa Boto juga ikut membantu. Banyak warga yang datang untuk menolong penumpang yang terluka maupun membantu aparat mengevakuasi korban.
Kecelakaan ini menyisakan duka mendalam, terutama bagi keluarga besar RS Bina Sehat Jember. Banyak rekan kerja dan kerabat korban yang tidak menyangka perjalanan wisata berubah menjadi tragedi.
Pihak rumah sakit memastikan akan menanggung seluruh biaya perawatan korban. Selain itu, pendampingan psikologis juga disiapkan untuk keluarga yang kehilangan anggota keluarganya.
Kejadian ini sekaligus menjadi peringatan keras tentang pentingnya pengecekan kendaraan sebelum melakukan perjalanan jauh, terutama di jalur pegunungan yang berisiko tinggi.
Hingga Senin pagi, seluruh jenazah telah dipulangkan ke rumah duka masing-masing di Jember. Suasana haru menyelimuti proses pemakaman yang dilakukan secara bergiliran.
Pemerintah daerah dan manajemen RS Bina Sehat berjanji akan terus memberikan dukungan kepada keluarga korban. Mereka berharap musibah ini dapat menjadi pelajaran agar kejadian serupa tidak terulang.
Tragedi bus pariwisata di jalur Bromo ini menambah daftar panjang kecelakaan di jalur wisata pegunungan. Meski pemandangan indah selalu menarik wisatawan, jalurnya dikenal rawan dan butuh kewaspadaan ekstra. (GH*)