Surabaya, albrita.com – Upaya menumbuhkan budaya membaca di Indonesia mendapat dukungan dari Kedutaan Besar Prancis. Melalui Institut Français d’Indonésie (IFI), mereka meluncurkan BIMO (Bibliothèque Mobile) atau perpustakaan keliling, yang menjadi bagian dari program “Ayo Baca!”.
Program ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Jakarta pada Mei lalu. Tujuannya jelas: mempererat kerja sama budaya sekaligus memperkenalkan sastra Prancis kepada masyarakat Indonesia.
Menurut Jules Irrmann, Konselor Kerja Sama dan Kebudayaan Kedubes Prancis sekaligus Direktur IFI, tahap pertama “Ayo Baca!” ditutup dengan penghargaan sastra pada 12 September lalu. Penghargaan itu diberikan kepada novel La Tresse karya Laetitia Colombani, yang sudah diterjemahkan ke lebih dari 40 bahasa. Kabar baiknya, novel tersebut juga akan segera hadir dalam bahasa Indonesia.
Kini, giliran tahap kedua yang dijalankan melalui BIMO. Dalam tahap ini, penerbit Erlangga menyiapkan armada MOKO (mobil toko) yang berfungsi sebagai perpustakaan keliling, sedangkan IFI menugaskan pustakawan untuk mendampingi kegiatan, termasuk memperkenalkan bahasa dan budaya Prancis secara langsung.
Perpustakaan keliling ini akan berkeliling di berbagai kota besar di Jawa, mulai dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, hingga Malang. Setiap pemberhentian akan dipenuhi dengan kegiatan literasi yang menyasar generasi muda.
“Fokus utama memang anak-anak. Mereka terbiasa dengan gawai, tetapi lewat program ini kami ingin mengajak mereka kembali merasakan nikmatnya membaca buku fisik, bukan hanya layar digital,” ujar Jules Irrmann di sela peluncuran BIMO di Taman Bungkul, Surabaya.
Kehadiran BIMO bukan sekadar menghadirkan buku, melainkan juga menjadi ruang interaksi budaya. Dari kota ke kota, perpustakaan keliling ini membawa pesan bahwa membaca adalah jendela dunia yang bisa mempertemukan masyarakat lintas bangsa. (YS*)