Kekerasan Orientasi Komunitas Pecinta Alam di Bitung

- Jurnalis

Rabu, 1 Oktober 2025 - 09:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kolase aksi kekerasan yang terjadi pada masa orientasi pengenalan anggota baru di salah satu Komunitas Pecinta Alam di Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut).

Kolase aksi kekerasan yang terjadi pada masa orientasi pengenalan anggota baru di salah satu Komunitas Pecinta Alam di Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut).

Bitung, albrita.com Kasus dugaan kekerasan saat orientasi anggota baru salah satu komunitas pecinta alam di Kota Bitung, Sulawesi Utara, kini dilaporkan ke polisi oleh orang tua korban.

Nurdiana, orang tua korban berinisial AA (16), berharap kepolisian menindaklanjuti kasus ini hingga tuntas. “Kami ingin kasus ini diproses sampai selesai agar tidak ada lagi korban,” ujarnya, Selasa (30/9/2025).

AA, siswa SMA, awalnya meminta izin untuk mengikuti kegiatan pendakian dan orientasi komunitas pecinta alam selama tiga hari, Jumat hingga Minggu (26–28/9). Nurdiana memberikan izin karena kegiatan tersebut dilengkapi surat resmi yang ditujukan kepada orang tua.

Baca Juga :  Jalan Lintas Riau-Sumbar Lumpuh, Longsor Timbun Kelok 9

Namun, saat AA pulang, Nurdiana melihat ada tanda-tanda kekerasan di wajah anaknya, termasuk bengkak, lebam biru, dan bibir pecah. AA awalnya mengatakan cedera itu akibat disengat tawon saat camping.

Kecurigaan Nurdiana muncul setelah ia menemukan video yang menampilkan kekerasan selama kegiatan orientasi. Dari pengakuan AA, beberapa anggota baru dipukul bergantian, dan ada instruksi agar kejadian itu tidak dibocorkan ke pihak luar. “Ini tidak benar, dan saya ingin persoalan ini diketahui publik,” kata Nurdiana.

Baca Juga :  Dari Sampah ke Pupuk, BRI Peduli Bantu TPS3R Pudak Mesari

Video orientasi itu sempat viral di media sosial. Dalam video, anggota baru terlihat hanya mengenakan topi dan slayer biru di leher, dipaksa duduk berlutut, kemudian ditampar berulang kali di pipi dan ditendang ke arah dada.

Orang tua korban menegaskan bahwa tindakan ini tidak boleh dibiarkan dan berharap ada tindakan tegas dari pihak berwenang agar tidak ada korban lain di masa depan. (WF*)

Berita Terkait

Angin Kencang Rusak 18 Rumah di Bojongsoang
Bekasi Utara Krisis Air, PDAM Janji Normalisasi
Bali Siap Bangun PSEL, Masyarakat Tetap Diminta Pilah Sampah
Antrean Panjang di SPBU Bandar Lampung Akibat Kelangkaan Solar
Brigadir Polres Tanjung Balai Jadi Tersangka Curi Rp 6,4 Juta
Pasca Keracunan, Agam Hentikan Dapur MBG
Gempa 6 Magnitudo Guncang Sumenep
DPR Percepat Penanganan Banjir dan Zona Merah Jambi

Berita Terkait

Minggu, 5 Oktober 2025 - 23:59 WIB

Bekasi Utara Krisis Air, PDAM Janji Normalisasi

Minggu, 5 Oktober 2025 - 20:10 WIB

Bali Siap Bangun PSEL, Masyarakat Tetap Diminta Pilah Sampah

Minggu, 5 Oktober 2025 - 13:10 WIB

Antrean Panjang di SPBU Bandar Lampung Akibat Kelangkaan Solar

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 09:10 WIB

Brigadir Polres Tanjung Balai Jadi Tersangka Curi Rp 6,4 Juta

Kamis, 2 Oktober 2025 - 08:16 WIB

Pasca Keracunan, Agam Hentikan Dapur MBG

Berita Terbaru

Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Teddy Indra Wijaya di Bandara Orly, Paris, Prancis, Selasa (15/7/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan

Nasional

Prabowo Tegaskan Percepatan Program Makan Bergizi

Senin, 6 Okt 2025 - 05:00 WIB

Ilustrasi kapal ASDP. Foto: Dok. ASDP

Bisnis

ASDP Bersama KPK Perkuat Integritas BUMN

Senin, 6 Okt 2025 - 03:00 WIB